[20] -*KBL*-

284 18 5
                                    

Sudah seminggu sejak kepergian mama aku masih belum bisa menerima kenyataan yang ada. Setelah pulang dari rawat inap, setiap hari Aku selalu berkunjung ke makam mama. Bahkan aku sampai melupakan kondisi ku yang sedang mengandung.

Selama seminggu ini aku belum bisa berbicara dengan bapak dan kakak-kakakku, entahlah rasanya sangat sulit. Aku tidak bisa memikirkan apapun, seperti mati rasa.

Bapak dan kak Satya juga terus berusaha menghubungi pihak Kenzo namun belum ada respon dari mereka. Aku hanya diam mendengarnya. Walaupun sesekali aku memeriksa ponsel berharap Kenzo memberiku kabar namun nyatanya hingga saat ini belum ada kabar sama sekali. Yang artinya sudah hampir 3 bulan ia menghilang.

Dokter Rinda berkata perkiraan aku melahirkan sekitar 2 minggu lagi atau sekitar tanggal 31 mei 2022 dan itu membuat ku bingung harus bagaimana meski beliau sudah menjelaskan dan terus memberiku semangat tapi tetap saja, ini adalah pengalaman pertama jadi wajar saja jika aku takut dan kebingungan.

Dan hari ini, selesai berziarah ke makam mama aku memutuskan untuk mencari tau keberadaan Kenzo dan mempertanyakan kenapa ia hilang begitu saja sedangkan uang atau barang yang aku butuhkan menjelang kelahiran selalu ada.

Hal itu pun membuat ku merasa penasaran hingga menimbulkan banyak pertanyaan dari diriku dan keluargaku.

Aku dan keluargaku terus mencari tau keberadaan Kenzo namun masih belum ada tanda-tanda ia akan muncul. Aku miris memikirnya, disaat kandungan ku yang sudah ada di trimester akhir tapi ia hilang tanpa kabar. Aku selalu berpikir dan bertanya pada diriku sendiri, apa aku pernah melakukan kesalahan padanya hingga ia lebih memilih pergi meninggalkanku?

Aku selalu mendengar keluh kesahnya selama ini bahkan disaat kondisi yang mengandung, aku selalu mendukung apapun yang ingin ia lakukan untuk masa depannya, aku selalu memberikannya saran saat ia berada di posisi tidak baik bahkan aku selalu memeluknya setiap ia menemuiku di rumah.

Tapi kenapa sekarang ia masih pergi meninggalkanku?

Aku meringis saat merasakan sakit pada perut ini, bukan hanya kali ini saja tapi sebelumnya juga aku merasakan hal seperti ini. Mungkin ini semua hanya kontraksi palsu karena sebentar lagi aku akan melahirkan.

Atau mungkin juga bayi ini tau kondisi ibunya. Benar kata orang-orang, ikatan batin antara anak dan ibunya memang tidak pernah salah. Terbukti dari dia yang selalu merespon dengan menendang perutku dari dalam jika aku mengajaknya berbicara.

Sebelum mencari Kenzo aku berkunjung ke sebuah cafe untuk membeli sebuah minuman dan beristirahat sejenak karena berjalan dengan perut besar sangat sulit.

Tapi sebelum memasuki cafe itu, aku di buat terkejut dengan keberadaan salah satu temanku yang baru saja keluar dari cafe tersebut "Mita" Panggil ku ketika dia berjalan menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dariku

Aku melangkah cukup lebar agar mendekatinya "Baru dari cafe ya?" Tanya ku sambil tersenyum tapi hal itu tidak bertahan lama karena aku melihat Mita yang menatap Kandungan ku

Sadar akan tatapannya itu, aku berusaha menutup perutku dengan jaket yang ku pakai meski sebenarnya itu semua sia-sia.

"Kenapa?" Ucap Mita menatapku dengan datar

Rasa gugup muncul dalam diri karena sebelumnya Mita tidak pernah menatapku seperti itu "Aku cuma mau sapa kamu" Ucapku dengan pelan

Mita berdecak membuatku menegang "Gue baik-baik aja, bahkan lebih dari baik"

Aku mengangguk pelan mendengarnya karena dia menyebut 'gue' tanpa sadar aku ingin menangis "Gitu ya, syukur deh kalau kamu baik-baik aja"

Mita hanya diam menatap ke arahku membuat aku juga bingung harus berbicara seperti apa.

Kenangan Bersama LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang