KBL -* Lorong Kenangan 0.1*- KBL

304 17 1
                                    

Halo semuanya, story KBL ini akan bener-bener selesai yang aku aja juga bingung sampe part berapa. Tapi yang pasti, kisah ini akan END. 

Dan untuk sisa partnya mungkin akan lebih lama untuk up karena aku juga sudah mulai di sibukan sama kerjaan di dunia nyata hehe. Jangan khawatir, aku akan tetep up sampai END kok. Ini aja aku edit di waktu libur, maaf ya udah buat kalian nunggu lama. 

Happy Reading semuanya!!!

/////

Oke, aku akan menceritakan lorong kenangan ini.

Sebenarnya aku sudah tau siapa Salanza, sebelum pertemuan hari itu.

Nabila sering membicarakan sosok Salanza ini padaku. tentang kebaikan Salanza, tentang perilaku Salanza yang selalu melindungi sahabat-sahabatnya dan terakhir tentang Salanza yang selalu bersikap cuek.

Dari obrolan itulah aku semakin penasaran pada sosoknya hingga aku nekat meminta Nabila untuk menunjukkan foto seorang gadis bernama Salanza ini.

Saat itu, Nabila menunjukkan foto mereka berempat. Dari foto tersebut hanya ada satu orang yang tidak aku kenal, apa itu Salanza?

Karena aku sudah mengenal Calya dan Mita cukup dekat. Nabila yang mengenalkan mereka padaku. Kami sering mengadakan acara hanya untuk mengobrol atau lainnya. Dan selama pertemuan itu, hanya gadis itulah yang tidak pernah datang sedangkan namanya selalu ada dalam obrolan mereka.

Sampai aku bertanya, kenapa Salanza tidak pernah ikut bergabung saat di ajak pertemuan?

Kesan pertamaku ketika melihat Salanza dalam foto tersebut ialah menggemaskan.

Karena berbeda dengan teman-temannya, ia tidak memakai make up sama sekali dalam foto tersebut.

Dan terbukti untuk pertama kalinya ia datang dalam acara pertemuan ini, dia hanya memakai pakaian sederhana dan make up yang simple.

Di hari itu aku mengenalkan diri terlebih dulu padanya. Aku dan Salanza saling berjabatan tangan hingga aku di buat terdiam sejenak ketika matanya menatapku dengan acuh namun tidak mengurangi rasa sopannya.

Aku melihat mata tajam berwarna hitam legam itu meski hanya sebentar namun entah kenapa aku menyukainya. Matanya itu membuatku tertarik untuk mencari lebih tau soal pemiliknya.

Waktu terus berlalu dan mataku masih terpaku padanya. Mungkin dia sadar akan itu karena aku bisa melihat perubahan ekspresinya ketika melihatku, dia benar-benar menujukan rasa tidak sukanya padaku. Hal itu membuatku tersenyum miring, selain menggemaskan, dia juga unik.

Dia menatapku dengan tajam yang sedikit menyeramkan bagiku, tapi itulah sisi uniknya. Selama ini banyak sekali yang menatap ku dengan tatapan memuja ataupun jika mereka tidak menyukai ku, mereka akan berpura-pura. Sedangkan sosok Salanza ini, dia menujukan dengan jelas jika dia memang tidak tertarik padaku.

Seketika rasa kesal muncul dalam benakku, sewaktu Salanza menolak usulan Nabila untuk diantar pulang olehku. Tolakan darinya itu entah kenapa membuatku tidak suka.

Selama perjalanan aku memikirkan banyak hal karena suasana dalam mobil sangat sunyi. Aku tersenyum miring ketika mendengarnya berdecak saat aku dan Nabila telfonan. Aku ingin tau respon darinya tentang obrolan antara aku dan Nabila.

Ada rasa senang ketika melihatnya hanya terdiam mendengarkan dan jangan lupakan ekspresi datarnya. Dia terlihat sangat muak, aku tertawa ketika mengingat ekspresinya saat itu.

Singkat ceritanya aku tidak bisa mengantarkan Salanza pulang saat itu juga karena ada kendala di luar sana, Selain bencana pohon tumbang, suasana juga tidak mendukung karena hujan yang turun sangat deras di sertai suara petir yang cukup menggelegar.

Kenangan Bersama LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang