[34] -*KBL*-

217 17 5
                                    

Kira-kira Kenangan Bersama Luka bisa sampe 1k pembaca gak ya? 

/////

Aku masih ingat karena pernah ada dalam fase bagaimana aku berusaha menghilangkan sesak di dada dalam kurun waktu yang sangat lama, bagaimana rasanya menangis dengan tubuh bergetar di malam hari tanpa henti, dan bagaimana lelahnya ketika aku meminta kepada Tuhan untuk memberikan jalan keluar agar aku bisa melupakan dan melangkah maju untuk bertahan.

Mereka berkata tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semuanya akan baik-baik saja.

Mereka berkata jika aku tidak akan sendiri karena mereka akan selalu ada di sisiku dalam semua kondisi. Sehingga aku percaya jika aku bisa melewati ini semua.

Tapi lihat apa yang sekarang terjadi, hanya sementara aku merasa baaik-baik saja. Alih-alih menjadi pulih, nyatanya malah menjadi semakin sedih dan perih.

Bisakah aku benar-benar terus hidup?

Bisakah aku tetap bertahan besok?

Apakah sesulit ini? Aku hanya ingin merasakan ketenangan dan kesenangan yang aku inginkan. Tapi kenapa selalu ada hambatan?

Apa Tuhan tidak ingin aku merasakan apa yang aku inginkan?

Apa Tuhan masih ingin mengujiku melalui banyak hal?

Tuhan...

Bolehkah aku bertanya? Sampai kapan? Sampai kapan aku harus seperti ini? Selalu menangis dalam segala hal.

Apa aku terlalu lemah?

Ingin sekali rasanya menjadi seseorang yang tidak perlu menggunakan air mata untuk mengeluarkan segalanya.

Apa yang Tuhan inginkan dariku?

Setiap apapun yang Tuhan berikan padaku, aku selalu mencari tau alasan di balik itu semua. Apa belum cukup?

Meski aku tau apa yang harus aku lakukan ialah bertahan dan berjuang tapi entah kenapa rasanya sangat sulit aku lakukan.

Untuk sekarang, aku hanya ingin Tuhan membantu ku untuk membuat mereka mengerti kondisi, keadaan ku, dan apa yang aku butuhkan tanpa memandang apa yang akan terjadi kedepan.

Aku sangat menginginkan orang yang telah menyakiti ku, untuk mendengarkan kalimat atau penjelasan darinya karena aku percaya akan baik-baik saja ketika dia mengakui apa yang telah dia lakukan padaku.

*****

• 20 Mei 2022 •

Setelah kemarin aku tidak bisa kontrol diri, malamnya aku memaksa untuk pulang ke rumah tetapi pihak rumah sakit sedikit ragu sehingga mereka membujuk keluargaku untuk tetap di rawat maksimal 12 hari di rumah sakit.

Selama 12 hari itu, aku terus di pantau oleh seorang psikiater, yaitu dokter Saskha. Dan itu membuatku kesal dan muak. Sampai akhirnya aku di anjurkan untuk pulang.

Kakak-kakakku menginap di rumah selama aku masih dalam proses pemulihan setelah pulang dari rumah sakit. Mereka terus memperhatikan gerak-gerikku dengan intens, hal itulah membuat aku sedikit jengah.

Lalu aku meminta mereka untuk memberiku waktu agar bisa berpikir dengan tenang. Dan disinilah aku, di ruangan lukis yang penuh cerita dimana awalnya ini adalah tempat aku harus melakukan terapi dan sekarang sudah menjadi tempat favoritku.

Sejak pulang dari rumah sakit aku terus berada dalam ruangan yang bisa bilang adalah kamar keduaku di rumah. Tidak, lebih tepatnya ini adalah ruangan yang sering aku tempati sejak mama pergi. Selain aku menyukainya, ruangan ini juga kedap suara yang membuatku sedikit tenang.

Kenangan Bersama LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang