Bab III - Perjalanan

221 36 8
                                    

Kini Hongjoong dan yang lain sudah siap berangkat. Dengan menggunakan mobil Van milik Yeosang, kedelapannaya menikmati awal perjalanan. Hongjoong menyetir bersama dengan Seonghwa di sampingnya. Yeosang, Yunho dan San ada di barisan ke dua. Dan sisanya ada di belakang. 

Tiga puluh menit perjalanan semuanya masih aman terkendali. Hanya ada keributan tidak berfaedah yang sering terjadi di antara mereka. Suasana liburan sangat terasa. Mereka benar-benar menikmati perjalanan. Bernyanyi riang sambil melemparkan candaan. Tawa Wooyoung paling mendominasi di antara mereka. 

"Sumpah! Gue gak sabar anjir!!" Yunho berkata sambil melihat keluar jendela. 

"Sama!!! Pengen liat patung-patung yang ada di museumnya!!" sahut Mingi. 

"Kira-kira beneran mirip 100% sama manusia gak?" 

"Tergantung. Kalo emang pembuatnya handal dan detail banget pas buatnya, ya bisa aja 100% mirip. Tapi, gue percaya, paling tinggi 95% miripnya", Seonghwa mengeluarkan pendapat atas pertanyaan San. 

"5% lagi kemana bang?" ini Wooyoung yang bertanya. Kepalanya dimiringkan ke kanan dan berakhir bersandar di pundak Jongho yang asyik bermain game. 

"Detail yang kurang", bukan Seonghwa, tapi Yeosang yang menjawab. 

"Gua setuju. Kayaknya kalo 100% gak mungkin. Pasti ada sedikit aja yang kurang", Hongjoong ikut menimpali. 

"Bener juga", Jongho ikut mengangguk. Walaupun pandangannya fokus pada game, dia mendengarkan setiap perkataan temannya. 

Tidak ada yang berbicara lagi setelahnya. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Apakah benar manekin di sana mirip 100% dengan manusia asli atau tetap ada kekurangannya? 

Yeosang melirik Yunho. Entah mengapa Yeosang merasa bahwa Yunho tidak tertarik dalam pembahasan tadi. Seolah Yunho sudah tahu bagaimana bentuk dan rupa dari patung-patung yang ada di sana. Terbersit pemikiran aneh di kepala Yeosang. Apalagi mengingat perkataan aneh Yunho sebelum mereka sarapan tadi. 

Gue harap apa yang lo omongin cuman bualan doang. Batin Yeosang. 

CKIIITTTTT!!!!!

Mobil berhenti mendadak. 

Semua orang terkesiap akan hal itu. Hongjoong sang pengemudi jauh lebih kaget. Seekor kucing berwarna hitam melintas tiba-tiba. Dengan reflek, Hongjoong langsung menginjak rem mendadak. Untung saja tidak ada kendaraan lain di belakang mereka. 

"Bang! Jangan rem ngedadak dong!!" protes Jongho sambil mengusap jidatnya yang terantuk kaca mobil.

"Sorry, ada kucing lewat tadi", ucap Hongjoong sambil turun dari mobil. Sebagai salah satu mahasiswa yang mengetahui beragam urban legend, ia ingin memastikan bahwa kucing yang melintas tidak tergeleng olehnya. 

Melihat Hongjoong yang turun, Seonghwa, Yeosang dan San ikutan turun. Mereka berempat menyisir sekitar mobil. Mencari kucing hitam yang Hongjoong maksud. Keempatnya berjongkok, melihat ke bawah mobil. 

"Gak ada. Kayaknya aman deh", 

MEONGG!!!

Baru saja berucap, seekor kucing hitam melompat dari bawah mobil. Kucing itu berlari ke arah kiri. Masuk ke gang kecil yang entah menembus kemana. Empat pemuda itu terkesiap kaget. Terlebih San yang hampir ditubruk oleh anabul hitam itu. 

"Kayaknya tuh kucing gak kenapa-kenapa. Buktinya bisa lari gitu. Mending kita lanjutin aja perjalanannya", ucap Seonghwa. 

"Aman?" tanya Wooyoung. 

Yeosang mengangguk. Dia mengacungkan jempolnya. Memberi tanda bahwa semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang harus dikhawatirkan. Perjalanan kembali dilanjutkan. Kini gantian Seonghwa yang menyetir. Suasana di dalam mobil tidak padam. Mereka kembali bercanda ria. Melupakan apa yang baru saja terjadi. 

ATEEZ | The Museum [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang