Bab VIII - Ramalan

160 29 0
                                    

Tepat ketika tengah hari, Hongjoong dkk memutuskan untuk pulang. Keadaan museum menjadi lebih sepi ketika matahari semakin naik. Mereka sudah puas berkeliling tanpa henti. Mengagumi setiap koleksi yang ada di museum sejarah.

Kini mereka sedang bersantai di ruang tengah villa. Sambil bercengkrama. Niat hati ingin melanjutkan perjalanan ke museum patung, tapi Yeosang bilang museum itu tidak buka untuk sekarang.

Akhirnya di sinilah mereka bersantai. Dengan beragam cemilan yang disediakan sebelumnya. Yeosang duduk tenang sambil membaca buku di tangannya. Yunho, Wooyoung, dan Mingi tengah bermain ular tangga. Hongjoong, Seonghwa dan Jongho sangat fokus dengan siaran berita. Dan San tengah berkutat dengan mencari entah apa di tasnya.

Suara grasak grusuk yang ditimbulkan San, mengganggu ketenangan Yeosang di sampingnya.

"Lo nyari apaan dah? Berisik amat!" tegur Yeosang.

"Buku", timpal San singkat sambil fokus dengan tas di tangannya. Jongho menoleh ke arah San.

"Buku apa, si bang? Tumben amat nyari segitunya", San mengangkat wajah. Mengerjapkan mata beberapa kali sambil memandang Jongho. Hanya beberapa detik sebelum tangannya kembali mengobrak-abrik isi tasnya.

Penasaran dengan buku yang dicari San, Wooyoung mendekat. Merebut tas San begitu saja. Dan menumpahkan semua isi tas di lantai. Dihadiahi cubitan keras di pinggangnya.

"Adudududuh!!! Sakit anjir! Gua kan mau bantu!!" kata Wooyoung sambil mendelik.

"Bantu pala lo botak!! Lu cuman ngotorin ruang tengah!! Pokonya nanti lu yang beresin semua ini!" ujar Seonghwa. Wooyoung langsung kicep. Rasa sakit tadi langsung hilang entah kemana. Kaget dia dibentak Seonghwa. Apalagi disuruh beberes. Bibirnya melengkung ke bawah, diikuti kepalanya yang ikut nunduk. Ngambek ceritanya.

Yunho sama Mingi ketawa ngakak melihat Wooyoung diomeli. Beda sama Hongjoong dan Yeosang yang malah pengen nabok. Apalagi liat tingkah randomnya yang sok tersakiti.

Sebuah buku usang berada di sela-sela tumpukan barang di lantai. Buku itu langsung menarik perhatian Jongho. Ia ingat bahwa buku itu adalah buku yang ditemukan di museum.

"Ini buku yang Lo cari bukan, bang?" tanya Jongho sambil mengangkat buku itu.

"Buku apaan tuh?" tanya Yunho.

"Buku buluk gitu ngapain diambil?" Mingi ikutan bertanya.

Hongjoong mengambil buku yang dipegang Jongho. Buku itu tidak tebal, tidak tipis juga. Warna sampulnya juga sudah pudar.

Hongjoong membuka untaian tali yang ada pada buku itu. Seonghwa dan yang lain mendekat. Mereka juga penasaran isi buku tersebut. Halaman pertama sudah terpampang di depan mata.

Sama seperti tulisan yang Jongho temukan kemarin. Hanya ada beberapa baris kalimat saja.

'Siapapun yang menemukan buku ini harap dijaga dengan baik. Buku ini bisa menjadi petunjuk bagi kalian menemukan jalan keluar'

Hanya kalimat itu yang terdapat di halaman pertama. "Maksudnya apaan dah?" Hongjoong memecah keheningan. Dahinya berkerut memahami dua kalimat itu.

"Bentar. Lu nemuin buku ini di mana dah?"

"Museum pas tadi. Jongho sih yang nemu", San menjawab pertanyaan Yeosang.

"Gue cuman liat tuh buku ada di lantai. Pas banget depan kaki gue. Ya udah gue ambil. Tadinya mau gue balikin, takutnya ada yang gak sengaja jatohin tuh buku. Tapi, kagak ada siapa-siapa yang nyari nih buku", ucap Jongho.

"Makanya gua ambil tuh buku. Lagian juga tulisannya siapapun yang nemu, jaga dengan baik, artinya kita bisa simpen tuh buku kan", semuanya mengangguk mengerti. Ucapan San bisa diterima. Tapi, ada setitik ragu di hati mereka. Bagaimana jika terjadi hal yang tidak diinginkan?

ATEEZ | The Museum [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang