Bab XIII - Pria Fedora Hitam

159 30 0
                                    

Hongjoong membuka ponselnya. Mengecek sudah berapa lama mereka terjebak. Jam di ponsel menunjukkan pukul 19.00. Masih sangat lama menuju pagi.

Guratan wajah lelah menghiasi wajah teman-temannya. Apalagi Wooyoung dan Mingi yang muntah-muntah tadi.

"Apa kita bakalan aman di sini?" suara Mingi memecah keheningan yang tercipta.

"Gua takut kita diserang mendadak. Gak ada senjata yang bisa kita pake", sambungnya lagi.

Tak ada yang menjawab. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Perkataan Mingi benar adanya. Tapi, apa yang bisa mereka lakukan saat ini?

"Gua setuju sama Lo, Gi. Tapi, apa yang bisa kita lakuin?" Yeosang menjawab lemah.

"NGGAK!! KITA BISA!!" Wooyoung berseru lantang.

"Kalian liat. Ada senjata yang dipajang di sini. Terlepas kita diincer atau nggak, senjata itu bisa kita pake kalo ada keadaan darurat. Kita bawa beberapa aja, buat jaga-jaga. Nanti, kita balikin pas udah bisa keluar dari tempat ini", usul Wooyoung.

"Kita gak akan dimarahin emang?"

"Bego, Lo. Siapa yang bakal marah? Lu liat ada penjaga museum emang?" kata Wooyoung lagi sambil menoyor kepala San.

"Bener juga. Kita pergi, ambil senjata yang berguna. Kita harus saling lindungi, jangan mencar", Hongjoong beranjak dari duduknya. Memimpin jalan lebih dulu.

Wooyoung mengikuti di belakang Hongjoong dan diikuti juga yang lain. Mata mereka menatap sekeliling dengan awas. Berjaga jika diserang tiba-tiba.

Ketika akan melewati koleksi patung yang berada di tengah, Yunho merasa seperti diawasi. Seolah tiap pasang mata patung di sana mengikuti setiap pergerakan mereka.

"AWAS!!!"

SRING!!!

BRAKK!!

Sebilah pedang melayang tepat di tengah-tengah mereka. Bukan hanya pedang, namun banyak senjata tajam mengarah pada mereka. Berterbangan tidak tau arah. Beberapa senjata itu mengenai koleksi patung di sana. Menyebabkan patung-patung itu roboh.

"SAN!!!!"

BRAKKK!!

Wooyoung menerjang tubuh San ke samping. Hampir saja leher San terkena sabetan pedang.

"SIALAN!! KENAPA KITA DISERANG GINI?!"

"HATI-HATI!!"

"YEOSANG!!!"

BRAKK!!

Yeosang terdorong ke samping oleh Yunho sampai kepalanya membentur dinding. Dan Yunho juga terantuk tembok. Keduanya menatap belati yang hampir saja mengenai tubuh mereka.

"AAAAKKKHH"

"MINGIII!!!"

Mingi mengerang keras. Sebuah pedang menggores lengannya. Darah mulai bercucuran dari lukanya. Sambil menahan sakit, Mingi terus menghindari terjangan senjata-senjata itu.

"KENAPA GAK ADA HABISNYA SIH?! CAPE ANJIR!!!" Jongho berteriak sambil berlari. Menghindari pedang yang terus mengejarnya.

TRANGG!!

Dua bilah pedang beradu. Seonghwa berhasil membawa sebuah pedang dari tempat koleksi senjata. Kini dia bisa menghalau senjata yang mengarah pada dirinya.

"AMBIL SENJATA DI SEKITAR KALIAN!!! MANFAATIN ITU!!!" teriaknya.

Gerakan berpedang Seonghwa terlihat sangat indah. Seolah sedang menari. Mata Seonghwa berkilat tajam. Pandangannya terkunci pada beragam senjata yang mengarah padanya.

ATEEZ | The Museum [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang