Bab XVIII - Tertangkap

150 28 0
                                    

Untuk pertama kali setelah sekian lama menjalin persahabatan, aura permusuhan terasa antara mereka. Baik Wooyoung, San, Yunho maupun Mingi, keempatnya tidak ada yang mau mengalah. Karena mereka melihat dengan mata kepala sendiri, membuat mereka yakin dengan pendapatnya masing-masing.

"Guys, inget. Kita harus saling percaya. Bisa aja orang yang kalian lihat itu emang pelakunya", kata Hongjoong. Ia memijat kepalanya yang berdenyut sakit. Terlalu pusing dengan kejadian yang cukup mengerikan ini.

"GUA GAK PERCAYA KALO PRIA FEDORA ITU PEALAKUNYA!! BUAT APA DIA DATENGIN KITA KALO DIA PELAKUNYA?! BUAT APA DIA KASIH PETUNJUK KALO DIA PELAKUNYA?!" kata Wooyoung dengan intonasi tinggi.

"SUPAYA KITA MASUK JEBAKANNYA!! KALO KITA PERCAYA SAMA DIA, PASTI DIA BAKAL MUDAH NANGKEP KITA SEMUA!!! SADAR YOUNG!! DIA PEALAKUNYA!! BUKAN ORANG PAKE BAJU PUTIH!!!" sanggah Yunho dengan nada yang sama tingginya.

"Kalo dipikir-pikir, gue lebih percaya sama WooSan. Lo bertindak aneh, Yun, Gi. Kalian berdua, maaf, gua gak bisa percaya sama kalian", Seonghwa menoleh ke arah Yeosang. Tidak menyangka perkataan itu keluar dari mulut Yeosang.

"Yeo, jangan memperkeruh suasana", lirih Hongjoong.

"Tapi, bang, apa yang dibilang bang Yunho sama bang Mingi juga masuk akal. Gimana bisa ada orang yang muncul tiba-tiba, kasih peringatan atau entah apa itu, dengan pakaian aneh, apa itu gak mencurigakan? Buat kali ini, gua lebih percaya sama bang YunGi", Jongho berdiri tepat di samping Mingi. Dia tidak menghiraukan perkataan Hongjoong. Tatapan matanya terlihat tajam, menusuk lurus, tepat di mata Yeosang.

Suasana cukup panas. Ditambah Jongho dan Yeosang yang mulai memihak ke salah satu kubu. Hal ini tentu membuat Seonghwa dan Hongjoong pusing. Entah siapa yang harus dipercaya. Entah siapa yang harus mereka ikuti.

Dalam lubuk hati keduanya, mereka tidak ingin berpencar seperti ini. Rasanya akan semakin sulit mencari jalan keluar, jika terpecah. Ditambah Hongjoong merasa mereka diawasi dari kejauhan. Dia takut kecolongan.

"Terserah bang Hongjoong sama bang Seonghwa mau gimana, tapi kami gak akan mau gabung sama mereka", ucap San sambil menunjuk Yunho, Mingi dan Jongho. Dia kemudian berbalik dan melangkah pergi, diikuti Wooyoung dan Yeosang di belakangnya.

"Lo pikir kami mau ikut sama kalian?" Mingi mendengus sebal. Ikut melangkah pergi dengan arah berlawanan dari yang diambil San. Yunho dan Jongho mengikuti dalam diam dari belakang. Menyisakan Seonghwa dan Hongjoong yang menghela napas lelah.

"Joong, Lo ikut mereka. Biar gua ikut Mingi dan yang lain", Seonghwa berujar pelan. Kemudian ia pun mengejar Mingi, Yunho dan Jongho.

Gue harus gimana? batin Hongjoong.

Tidak punya pilihan, Hongjoong melangkahkan kakinya menyusul San, Wooyoung dan Yeosang yang sudah pergi lebih dulu. Mengikuti perkataan Seonghwa. Hatinya tidak henti merapal doa. Berharap agar semua temannya baik-baik saja.

***

"Bang Seonghwa? Kenapa ikut kita? Gak ikut yang onoh?" tanya Yunho.

"Gak boleh emang gua ikut kalian?" Seonghwa balik bertanya. Yunho terkekeh mendengar pertanyaan Seonghwa.

"Boleh lah, bang. Pilihan tepat ikut sama kami!" ucap Mingi sambil tersenyum lebar.

"Kita harus ke mana?" Yunho menatap Jongho sekilas. Dia kemudian melihat sekitar dengan mata memicing. Pencahayaan yang redup membuatnya tidak bisa melihat terlalu jelas apa yang sudah dilewati.

"Kita coba cari jalan keluar. Gimana pun juga, gua gak mau berakhir di sini. Kita harus bisa keluar dari sini", Yunho berucap pasti. Tujuannya adalah keluar dari museum. Bagaimanapun caranya. Tekadnya sudah kuat. Matanya memancarkan api semangat.

ATEEZ | The Museum [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang