Pancaran cahaya keemasan dari Cromer benar-benar menuntun mereka ke sebuah pintu dengan warna yang tidak biasa. Wooyoung menghentikan langkahnya ketika sampai di satu pintu yang bertuliskan:
'DANGER!! DO NOT ENTRY!!'
Warna pintu itu berbeda dari yang lain. Selama mereka berkeliling museum, ruangan-ruangan di sana memiliki pintu berwarna kecoklatan. Tapi, pintu ini berwarna merah darah.
"San! Lo masuk duluan!" Wooyoung mendorong bahu San. Membiarkan pemuda itu membuka pintu lebih dulu.
"Kenapa gak Lo aja?" San bertanya pada Wooyoung.
"Ck! Biar gua duluan!" Hongjoong menyelip barisan. Dengan penuh keberanian, Hongjoong membuka pintu dengan tangan kanan.
"Huekkk", Yunho dan Mingi sontak menutup mulut dan hidung mereka. Bau busuk dan amis darah menusuk indera penciuman mereka. Membuat perut keduanya bergejolak.
Jongho mengernyitkan dahinya bingung. Matanya memerah dan berkaca-kaca. Dia juga menahan bau busuk yang menguar kuat di sana.
Walaupun begitu, Jongho masih berdiri dengan tenang. Matanya melihat sekitar dengan was-was. Banyak sekali potongan tubuh manusia yang berserakan di sana.
Ada tangan, kaki, kepala, bahkan organ dalam pun berserakan dimana-mana. Pemandangan ini yang membuat Jongho harus menahan diri agar tidak muntah.
Wooyoung dan San berdiri kaku. Keduanya merasa deja Vu. Pemandangan sebelumnya yang pernah mereka lihat adalah mayat manusia yang digantung. Kini keduanya harus melihat organ tubuh dan potongan tubuh. Keduanya menghela napas berat, lalu melangkahkan kaki. Mengikuti pancaran cahaya Cromer.
Hongjoong pun sama seperti lima temannya. Tatapannya kosong melihat sekitar. Pikirannya diserang hal-hal negatif mengenai Seonghwa dan Yeosang. Melihat Wooyoung dan San melangkah, Hongjoong mengikuti dalam diam dari belakang.
"Sumpah! Baru kali ini gua liat pemandangan yang serem kek gini!" seru Yunho.
"Setuju! Lebih serem dari wahana rumah hantu", Mingi menyahut.
"Baunya berubah", ucap Jongho pelan.
Ya, aroma sekitar mereka perlahan berubah. Semakin mereka masuk ke dalam ruangan, aroma yang mereka cium berbeda. Kini hidung mereka mengenali bau lilin yang sangat menyengat. Selain itu, bau bahan-bahan untuk mengawetkan jenazah juga semakin tercium.
"Ini tempat mereka beroperasi. Tempat mereka jadiin manusia sebagai patung lilin", kata San.
"Berarti, kita masuk kandang singa?" tanya Wooyoung.
"Kandang singa atau bukan, sedari awal kita udah berhadapan sama predator", balas Hongjoong.
"Terus bang Seonghwa sama bang Yeosang di mana? Cahaya Cromernya berhenti di sini", pandangan Jongho tertuju pada tembok besar di hadapan mereka. Tembok itu berwarna putih dengan jejak darah yang menghiasinya.
Hongjoong menempelkan telapak tangannya pada tembok itu. Dahinya mengernyit ketika merasakan ada sesuatu seperti sebuah tombol di sana.
"Bang, Lo ngapain si? Kayaknya kita gak boleh terlalu berpatokan sama cromer ini. Mending cari jalan lain deh", kata Wooyoung.
"Bentar. Ini gue ngerasa ada tombol di sini. Tapi, gak bisa gua pencet", mendengar itu, sontak empat pemuda lainnya ikut meraba dinding.
"Ini kok beda si? Tekstur tembok yang ini sama yang ujung beda", ucap Mingi.
"Coba Lo tekan! Siapa tau itu tombol yang asli!" seru Jongho.
KRAK
SRING!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ATEEZ | The Museum [✓]
Mystery / ThrillerUntuk mengisi liburan, Hongjoong dkk berencana pergi ke suatu kota yang bernama MYSTERIOUS CITY. Keberadaan museum patung yang terkenal membuat kota itu banyak dikunjungi wisatawan. Begitulah yang diberitakan di siaran televisi. Berbekal rasa pena...