Bab VI - Menghindar?

187 31 12
                                    

"Gila, ngapain itu mereka?"

Kejadian tidak terduga itu membuat Hongjoong dan teman-temannya (kecuali Wooyoung dan Seonghwa) terganggu.

"Penyambutan?"

"Masa iya mereka nyambut kita kayak gitu, Gi"

"Mending buat sekarang kita hati-hati. Kita gak tau gimana culture di sini. Jangan sampe kita nyinggung mereka. Kayak yang Seonghwa bilang. Mungkin warga di sini masih megang teguh adat istiadat mereka. Gua harap kejadian ini gak ngeganggu liburan kita", ucap Hongjoong.

"Gua setuju. Pokonya kita harus seneng-seneng di sini. Gua gak mau liburan kita sia-sia. Besok kita have fun, jangan mikirin apa-apa", sambung San.

Mereka mengangguk setuju. Lebih baik apa yang terjadi barusan dilupakan. Toh, mereka juga tidak punya niatan jahat. Hanya ingin melepas penat setelah bergelut dengan rusuhnya dunia perkuliahan.

Aroma makanan menggiurkan mengalihkan pikiran mereka. Dengan cepat, Jongho beranjak dari duduknya. Memilih menghampiri koki dadakan mereka. Diikuti oleh yang lain.

Seonghwa dan Wooyoung sedang sibuk dengan peralatan dapur. Mereka memasak dengan lincah. Dua pemuda itu memang memiliki bakat untuk memasak. Yah, setidaknya dapur tidak akan meledak jika mereka bermain di sana.

"Wiih, harum banget!!"

"Enak nih pasti"

"Yoii, siapa dulu dong yang masaknya!!" Wooyoung membanggakan kemampuannya. Masakan yang dia buat memang tidak pernah gagal.

Setelah semua makanan tersaji, mereka mulai menyantap makanan dengan tenang. Tidak ada kerusuhan sama sekali. Hanya ketika ada makanan, mereka berdelapan akan diam dan tenang. Sangat damai.

***

Keesokan harinya.

Pagi ini Hongjoong dan teman-temannya sudah bangun. Mereka duduk rapi dan menyantap sarapan dengan tenang. Pancaran mata mereka juga menunjukkan keantusiasan. Tidak sabar untuk mengunjungi destinasi liburan mereka yang pertama.

Setelah kemarin mengalami kejadian aneh, kini saatnya melepas semua beban. Bersenang-senang tanpa harus repot memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya. Menghadapi keadaan sekarang jauh lebih penting daripada sibuk memikirkan hal yang belum pasti terjadi. Itu adalah prinsip mereka.

"Kita kemana dulu nih?" tanya Yunho.

"Historical Palace. Kita ke sana dulu. Historical Palace itu museum sejarah. Gua gak tau maksud sejarah di sini itu apa sejarah nasional atau sejarah kota ini. Kita bakal tau pas nyampe sana", jawab Yeosang.

Semua jadwal kegiatan untuk berlibur sudah tertata rapi oleh Yeosang. Jadi, mereka tidak akan pusing harus pergi ke mana.

"Tempatnya jauh?"

Yeosang menengok ke arah Mingi, "Enggak. Kita bisa jalan kaki dari sini. Gak makan waktu lama kok. Di jalan juga nanti kita bisa liat taman kota. Lumayan kan bisa liat sesuatu yang asri di sini. Walaupun agak serem, tapi di sini seru kok".

"Sipp lah. Gak sabar gue mau walk-walk", sahut Wooyoung.

"Apaan walk-walk?" dahi Seonghwa mengerut bingung.

"Aelah, bang. Masa gak tau walk-walk? Bahasa Inggris itu"

"Emang ada ya?" Hongjoong ikutan bertanya.

"Ck. Walk-walk itu tuh artinya jalan-jalan! Masa gitu aja gak tau si! Bego berarti kalian",

"Walk out anjir!!! Bukan walk-walk!!" Hongjoong menjitak kepala Wooyoung gemas. Wooyoung mengerucutkan bibirnya sambil mengusap kepalanya yang dijitak.

ATEEZ | The Museum [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang