San berjalan tanpa menoleh lagi ke belakang. Dia tidak peduli apakah ada yang mengikutinya atau tidak. Langkahnya terkesan terburu-buru. Ia muak dengan teman-temannya yang tidak mempercayai perkataannya.
"SAN!! BUSET DAH!! TUNGGUIN NAPA SIH!!"
Teriakan Wooyoung menghentikan langkah kaki San. Dengan wajah datar, San berbalik. Menghadap Wooyoung yang sedikit terengah. Netranya juga menangkap Yeosang dan Hongjoong yang berada di belakang Wooyoung.
"Kirain gak ikut", ucap San datar.
Wooyoung merotasikan matanya. Sudah biasa dengan sikap San yang naik turun. Kadang dingin, kadang hangat. Sampai Wooyoung merasa kalau San memiliki alter ego.
"Kita kemana?" tanya Yeosang.
"Kemana pun. Kita harus pergi dari sini", balas San pelan.
"Tapi, gimana sama yang lain?" kata Hongjoong ragu.
Hongjoong bisa merasakan tatapan tajam tiga pemuda itu padanya. Sepertinya Hongjoong salah berbicara. Lubuk hatinya mengatakan bahwa seharusnya mereka tidak berpisah. Hanya saja, Hongjoong tidak bisa membuat ego mereka turun.
Mereka adalah pemuda berusia awal 20-an. Yang baru menginjak semester awal kuliah. Mereka masih memiliki ego, gengsi, dan rasa tidak ingin kalah yang sangat tinggi. Dalam hal berdebat dan berpendapat mengenai hal serius, tidak ada yang mau mengalah di antara mereka.
Hongjoong menghela napas pelan. Tidak dijawab pun dia sudah tau jawabannya. Ego yang tinggi, tidak mungkin mereka akan mau berbalik dan mengajak yang lain untuk kembali bersatu.
"Kita ambil arah ke depan. Kita dobrak pintu sampe kebuka. Atau cari jendela, terus pecahin. Apa aja lah. Yang penting, kita bisa keluar dari sini", Wooyoung beranjak pergi dari sana. Tangannya menggamit tangan Yeosang yang ada di sebelahnya. Meninggalkan San dan Hongjoong berdua.
"Kalo lo mau sama mereka, pergi aja sana. Jangan harap gua bakal mau bareng sama mereka. Oh, bukan gua. Tapi, kami", ucap San sambil meninggalkan Hongjoong di sana.
"Huft. Gue cuman gak mau sesuatu kejadian. Seenggaknya kalo kita barengan kita bisa saling lindungi. Entah itu putih atau hitam, gue gak peduli. Tapi, siapapun yang nyentuh kalian, gua pastiin mereka bakal mati di tangan gua", lirih Hongjoong.
Tatapan mata Hongjoong menyiratkan banyak hal. Yang paling jelas adalah gurat kekhawatiran. Rasa sayangnya pada teman-temannya amat besar. Dia sudah menganggap mereka seperti adik. Hanya mereka keluarga yang Hongjoong miliki. Dia tidak ingin kehilangan.
Ketakutan itu, sulit dimengerti. Bahkan, Hongjoong sendiri tidak bisa mengatakannya dengan gamblang. Hanya Seonghwa. Hanya dia yang paham dengan apa yang Hongjoong rasakan. Kepada Seonghwa lah, Hongjoong sering bercerita.
Dengan hati yang resah, Hongjoong mengikuti langkah San. Dia sedikit berlari agar bisa cepat menyusul tiga temannya itu.
"BANG!! AWAS!!"
BRAK!!!
Sebuah kayu yang cukup besar hampir menimpa Hongjoong. Untung saja Wooyoung dengan cepat menubruk Hongjoong ke samping. Kayu itu langsung hancur ketika bertabrakan dengan lantai.
"Hati-hati, bang. Kita diserang", Hongjoong tersentak.
Hongjoong menatap sekitarnya. Ada beberapa orang di depan yang mengepung mereka. Dengan senjata di tangan.
"SIAPA KALIAN?!" sentak San pada orang-orang itu.
"Tidak perlu tahu. Serahkan pemuda itu dan kalian bisa pergi dari sini", ucap salah satu orang itu sambil menunjuk Yeosang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATEEZ | The Museum [✓]
Mystery / ThrillerUntuk mengisi liburan, Hongjoong dkk berencana pergi ke suatu kota yang bernama MYSTERIOUS CITY. Keberadaan museum patung yang terkenal membuat kota itu banyak dikunjungi wisatawan. Begitulah yang diberitakan di siaran televisi. Berbekal rasa pena...