Sepeninggal Wooyoung dan San, suasana di tempat arsip yang menjadi tempat persembunyian delapan pemuda itu hening. Enam pemuda yang tersisa saling memandang membaca situasi.
"Bosen anjir gue", ucap Mingi memecah keheningan.
"Udah malem. Mending tidur sana", kata Seonghwa sambil menutup mata.
Mingi mendengus. Sedari tadi, ia sudah mencoba memejamkan mata. Berharap kantuk akan menjemputnya ke alam mimpi. Sayangnya Mingi tetap terjaga.
Perasaan was-was dan takut terjadi penyerangan terus menghantui Mingi. Dia tidak ingin lengah dan terluka lagi. Sayatan di tangannya sudah dibalut rapi dengan perban. Hanya menyisakan rasa perih yang masih kentara.
Yunho yang berada di samping Mingi menghela napas pelan. Yunho tahu betul kalau Mingi tengah gelisah dan waspada. Yunho mengelus bahu Mingi pelan. Berusaha menyalurkan ketenangan pada pemuda itu.
"Gak usah takut. Jangan tegang. Semuanya bakal baik-baik aja", bisik Yunho.
Suara Yunho terdengar tenang, namun jika diteliti tersirat keraguan walau hanya sedikit. Mingi menggenggam erat tangan Yunho. Memberi pesan terselubung lewat genggaman mereka. Gue takut.
BRAK!!!!
BRUGHHH!!!
Suara barang berat yang berjatuhan terdengar sangat jelas. Mingi langsung bangkit dari duduknya. Diikuti Yunho. Tautan tangan keduanya tidak lepas sama sekali.
"Tenang. Jangan panik", Hongjoong berusaha membuat kondisi tetap tenang. Dia tidak ingin semuanya kacau karena rasa panik.
"BANG!! DI ATAS LO!!!"
Teriakan Yeosang membuat semua orang menoleh ke atas Hongjoong. Di sana, mereka melihat penggalan kepala manusia dengan wajah yang penuh dengan luka sayat. Darahnya masih menetes. Tepat mengenai kepala Hongjoong.
"Kok bisa?! Atapnya bolong?!" pekik Jongho. Mereka tidak menyadari bahwa ada bagian atap yang tidak tertutup plafon (jadi kek ada bolongnya gitu, tapi ada jaring(?) yang kotak-kotak gitu).
"Jangan panik. Kita harus tetap tenang!" Seonghwa angkat suara. Dia tidak ingin kepanikan membuat mereka bertindak gegabah.
"Di sini gak aman!!! Kita harus keluar!!!" Mingi ikut bersuara. Tubuhnya gemetaran.
"Di luar lebih gak aman! Kita gak tau keadaan di luar gimana! Seenggaknya kita tunggu Wooyoung sama San!" timpal Hongjoong.
"Nggak!!! Kita tetep harus keluar!" Mingi langsung berbalik dan meninggalkan teman-temannya.
"MINGI!!!" Yunho berteriak sambil ikut menyusul Mingi. Menyisakan empat anak adam di dalam.
Hongjoong memijat kepalanya pelan. Dia bingung harus bagaimana. Di satu sisi, Wooyoung dan San masih belum kembali. Di sisi lain Mingi dan Yunho juga ikut menghilang. Entah siapa yang harus Hongjoong susul lebih dulu.
"Mending kita bagi dua juga. Gue sama Bang Seonghwa nyari Bang YunGi. Bang Hongjoong sama Bang Yeosang nyusul Bang WooSan. Nanti kita saling kabarin aja. HP gue sama HP bang Yeosang masih penuh baterai dan sinyal hp kita kuat", usul Jongho langsung diterima. Mereka berpencar mencari teman-temannya.
Di sisi YunGi.
"MINGI!!!!" teriakan Yunho menggema di seluruh lorong. Dia berlari secepat yang ia bisa demi mengejar Mingi yang sudah melesat di depan sana.
"MINGI TUNGGU ANJIR!!!!" Mingi menoleh ke belakang. Ia memelankan laju larinya. Menunggu Yunho agar bisa sejajar dengannya.
"BERHENTI DULU!" napas Yunho terengah. Wajahnya memerah dengan buliran keringat menghiasi wajah tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATEEZ | The Museum [✓]
Mystery / ThrillerUntuk mengisi liburan, Hongjoong dkk berencana pergi ke suatu kota yang bernama MYSTERIOUS CITY. Keberadaan museum patung yang terkenal membuat kota itu banyak dikunjungi wisatawan. Begitulah yang diberitakan di siaran televisi. Berbekal rasa pena...