Cesil

1.5K 279 111
                                    

"Let me be there, let me be there for your heart. Let me be there, I can be there until you're whole"

-The Weeknd-


Selama membuka lembaran hidup bersama Lalisa, bekerja adalah cara Jeika untuk tetap waras. Semua beban pikiran yang membungkusnya hidup-hidup ia alihkan dengan cara bekerja keras.

Semenit saja ia tidak menemukan hal yang bisa ia lakukan, tekanan demi tekanan akan berlarian di otak.

Seperti—tanggal berapa sekarang? Sudah akan 2 bulan kah? Ia sudah melakukan apa saja sejak tantangan itu ayah berikan? Sudah menjadi orang yang lebih baikkah ia sekarang?

“Saya tunggu selama dua bulan, Jeika. Kalau kamu masih bertahan dengan pekerjaan kamu yang sekarang, saya ambil Lalisa dari kamu.”

Agh—rasanya ingin meremukkan sesuatu!

Sejenak, ia berpikir membawa Lalisa ke tempat yang jauh, mengurung wanita miliknya itu di sana.

Tapi bagaimana?

Apakah bahkan Lalisa ingin ikut bersamanya, dibanding Ayah dan Ibu yang punya segalanya.

Jeika memejamkan mata. Bukankah memang ini yang harus kamu tuai Jeika?

Di mana dirimu dulu yang menganggap tauran dan berkelahi itu adalah segalanya?

“Istirahat, istirahat!”

Teriakan teman=teman kerjanya terdengar, ada yang duduk lesu di dekat tembok, ada yang segera keluar dari gudang dan hendak makan siang.

Jeika? Ia hanya keluar dari gudang dan mengotak-atik ponsel.

Makan siang sambil menelepon Lalisa sepertinya bukan ide buruk.

“Makan siang, Mas?”

Cesil—seperti memang tidak bisa membaca raut bosan Jeika, mulai bertanya basa-basi.

Jeika hanya mengangguk, memilih menelepon ke nomor Lalisa dan menempelkan ponsel ke telinga.

“Hari ini bawa lauk apa, Mas? Masak sendiri?”

Jeika memejam beberapa detik, lebih suka mendengar nada sambungan telepon daripada wanita di sebelahnya.

“Halo Jeika.”

Bukan suara istrinya, ini suara Ibu.

“Ibu—saya mau ngomong sama Lisa.”

“Mau bilang apa, nanti saya sampaikan.”

“Mau Lisa aja.”

Ibu terdengar menghela napas, sebelum akhirnya mengganti mode telepon biasa menjadi video call.

Wanita itu terdengar memanggil Lalisa, sebelum mengatakan, “Lagi sama Sean tuh, bilang aja kamu mau apa.”

Jeika bisa mendengar gemeletukan giginya sendiri tatkala melihat Lisa bersemangat mendengar cerita Sean.

“Ibu sama Lalisa lagi di mana?” tanyanya.

Mrs. Dandelion✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang