Try again!

1.6K 305 185
                                    

"So whenever you ask me again how I feel, please remember my answer is you. Even if we have to go back a long way, I'll still feel the same way about you"

-D. ear x Jaehyun-




“Lisa!” Ibu muncul dengan menghunuskan tatapan tajam pada Jeika yang masih bersimpuh di lantai.

Ibu menarik Lalisa untuk bangkit, mengabaikan pucat wajah Lalisa yang sepertinya masih ingin berada di sana—di sisi suaminya.

“Yuk pulang, Sayang,” sambung Ibu membawa tubuh Lalisa menjauh dari Jeika.

“Bu, Lisa mau sama Jei,” sahut Lalisa.

Ibu mengulas senyum seraya menyisir rambut panjang Lalisa dengan lembut. “Di rumah Ibu aja, Sayang. Kamu kan mau lahiran, biar aman.”

Jeika menyentak tubuhnya bangkit dan menahan tangan Lalisa. “Lisa akan pulang sama saya, saya bisa jaga dia sampai melahirkan.”

Kini senyum Ibu tertarik lebih lebar, memaksa agar terlihat ramah. “Ini di gereja, jeika. Gak sopan ya berdebat di depan Tuhan. Lisa saya bahwa pulang ke rumah aja.”

Jeika ingin menahan tangan Lalisa lebih kencang, tapi melihat wajah pucat istrinya itu, juga tangan kecilnya yang rapuh, Jeika mendadak melepaskan.

“Jei…”

“Pulang, Sayang.” Ibu menarik Lalisa kian menjauh dari sisi Jeika.




🌷🌷



Rasanya Jeika butuh meledakkan rumah itu agar semua yang ada di sana, terutama kedua mertuanya—terbakar di tempat. Namun sebelum itu, ia harus mengeluarkan Lalisa dari sana—mengendap-endapkah caranya? Atau ia culik saja istrinya lalu terbang ke negara lain?

Tidak, tidak semuanya.

Jeika memijit pelipis, memutuskan untuk memberhentikan motornya di bawah pohon rindang yang ada di depan rumah. Baru saja berusaha menahan rasa marah, ia tersulut kembali kala menemukan Sean turun dari mobilnya.

“Anjing,” umpatnya geram.

Jeika berniat menarik pria itu ke tempat sepi, ia tikam saja perutnya sampai tewas. Tapi seolah tahu dirinya ada di sana, Sean berbalik dan mengumbar senyum ramah.

“Jeika.” Sean melambai, masih sama menyebalkannya seperti terakhir bertemu.

Jeika mendesis, mengangkat alis ketika Sean beranjak mendekat.

“Di sini juga? Kenapa gak masuk aja?”

Jeika mendelik, seolah jawabannya sudah sangat jelas. Sean tidak mungkin tidak tahu bahwa mertua jahatnya itu tidak pernah menerima Jeika di rumahnya.

“Gue bisa bantu lo, gue sebenarnya ke sini karena diundang sama Ibu.”

Jeika mengangkat alisnya lebih naik lagi. Sean meloloskan sebuah tawa geli, yang segera mendapat pelototan dari pria di hadapannya.

“Maksudnya gini Jeika. Nanti kan gue nekan bel dulu tuh, terus kalau Ibu muncul, lo bisa ngendap di belakang buat masuk.”

Jeika menimbang, menengadah untuk memperhatikan jendela kaca di lantai dua. Baik-baik sajakah istrinya itu sekarang?

“Gimana? Mau gak?” Sean menyeletuk.

“Kenapa mau bantu gue? Bukannya lo suka sama Lalisa?”

Sean terkekeh, seolah pertanyaan Jeika sangatlah menggelikan. “Ariel itu dedek gemes gue, yakali gue sukain sebagai perempuan, jatuhnya incest tau.”

Mrs. Dandelion✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang