03 : Rumah

1.4K 309 126
                                    

Akibat cuaca yang terlalu terik dan penanganan yang dilakukan oleh bawahannya tidak becus, Dante harus mengalami kerugian akibat hasil panen yang tidak memuaskan.

Sawi-sawi putih yang harusnya dipanen dan diolah untuk pemasok pabrik kimchi miliknya sendiri, terpaksa hanya dikirim sebagian saja karena panen yang tidak optimal. Tentu saja Dante marah besar dan memutuskan untuk mengawasi ladang-ladangnya sendiri, meskipun pekerjaannya bukan hanya terbatas pada kegiatan itu saja. Ia super sibuk, meskipun sudah menjadi bos besar dalam segala aspek usaha.

Dante tidak bisa diam dan membiarkan para karyawan memakan gaji buta. Sore itu, Dante pergi untuk memberikan evaluasi besar-besaran. Pekerja yang tidak kompeten dipecat dan diganti, tentu saja Dante tidak akan kesulitan mencari pekerja baru. Karena banyak sekali orang menantikan tempat kosong di sana, hanya saja para pekerja lama sudah terlampau besar kepala dan berpikir bahwa Dante tidak akan memecat mereka.

"Tolong tanda tangani surat kontrak ini, ya."

Dante menerima setumpuk surat yang sebelumnya sudah diproses oleh Jung Harin, pengacara sekaligus teman wanitanya.

"Bagaimana kau mengakali kegagalan panen kali ini?"

"Memecat pimpinan mereka dan terpaksa mengambil stok dari petani lain."

"Keputusanmu memakai jasa boyband papan atas untuk brand ambassador memberi efek yang sangat besar. Pabrik kita sampai kewalahan memproduksi kimchi kemasan."

"Hasil panen sekarang bahkan tak bisa memenuhi permintaan pasar dalam negeri, apalagi internasional."

Setelah membaca dan menandatangani semua kontrak, Dante melepaskan bolpoin dari apitan tangan dan duduk bersandar pada kursinya.

"Kau ingin kubuatkan kopi?"

Dante membuka mata dan menatap wajah cantik Harin.

"Ya, tolong ...."

Setelah memberikan kedipan menggoda pada sang bos, Harin menghilang dari balik pintu. Sudah lama sekali mereka berteman, Harin adalah wanita yang cantik dan seksi, muda dan pintar. Ketika berkuliah, mereka pernah satu universitas dan kemudian dipertemukan kembali setelah mereka berdua sukses dalam bidang masing-masing.

"Maaf karena harus membuatmu menunggu lama."

"Tidak apa-apa."

Dante mengalihkan matanya dari pinggul ramping Harin dan memilih untuk menikmati kepulan asap nikmat dari kopi hitam di atas mejanya.

"Aku harus terbang ke Seoul lagi sore ini."

"Ya, hati-hati di jalan."

Harin menatap Dante dengan kecewa. Sudah lama sekali, tentu saja. Sudah lama sekali mereka berteman, melakukan banyak hal menyenangkan bersama, tetapi Dante tak pernah sekali  pun tertarik kepada Harin. 

Dante sudah 5 tahun menduda, waktu yang terlalu lama baginya untuk terus sendiri. Padahal, Harin sudah menawarkan diri untuk menemani Dante di kala pria itu kesepian, Dante pernah menciumnya, tetapi pria itu dengan dingin berkata kalau hubungan mereka tidak lebih dari rekan bisnis.

Dante begitu dingin, keras dan tegar. Kesetiaannya terhadap Yoon Haneul tidak pernah luntur meskipun wanita itu telah menjadi tanah. Tidak, tentu saja. Aku tidak mau menyerah dan mengaku kalah pada orang mati, kata Harin penuh tekad. Selama ini Dante selalu bersikap baik kepadanya, tetapi tidak ada hubungan yang lebih dalam. Dante hanya bekerja dan bekerja, kadang-kadang Harin bertanya-tanya bagaimana cara Dante menyalurkan kebutuhan biologisnya? Dia seorang pria dewasa yang matang, umurnya berada di awal empat puluh.

My Flower Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang