16 : Hukuman

1.7K 350 333
                                    


Sepertinya upaya Dante kemarin lalu benar-benar berhasil, sebab ketika akhirnya bertemu Soojae kembali. Gadis itu tidak bicara dan bahkan tidak berani menatapnya.


Setelah dua minggu sibuk menggeluti pekerjaan, akhirnya ia bisa bernapas lega. Sebab, di hari liburnya ini ia berhasil membuat Soojae tidak merecokinya lagi dan Harin sudah kembali ke Seoul.

Musim panas ini akan terasa jauh lebih panas, pikir Dante.

Ia ingin menyegarkan kepala dengan membaca beberapa buku, tapi Ghatan memberitahu kalau salah satu kuda di istal mengalami kecelakaan saat merumput di bukit tadi siang.

Memang sudah lama sekali ia tidak menengok kuda-kudanya di istal. Kalau saja bukan karena keinginan Gavin, ia tidak akan mempertahankan kuda-kuda itu. Sekarang, karena kecelakaan. Gavin mungkin tidak akan bisa menunggang kudanya lagi. Dante berniat menjual mereka suatu saat nanti. Bukan hanya karena biaya perawatan yang mahal, Dante sendiri benci kuda.

Jadi sore ini, meskipun tidak ingin meninggalkan buku-bukunya di ruang kerja. Ia bergegas pergi ke istal untuk memastikan keadaan. Sebelumnya Ghatan sudah memanggil dokter hewan untuk melakukan pertolongan pertama, tapi ia ingin memastikan secara langsung seperti apa kuda itu.

"Melvi tergelincir ke dalam lubang yang digali tikus. Urat di kaki belakangnya sobek," kata Ghatan.

Salah satu kaki kuda itu diperban. Meskipun kuda itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun, Dante tahu kalau Melvi sangat kesakitan.

"Otot kakinya sobek, tapi tidak besar."

"Berapa lama dia akan sembuh?"

Ghatan mengusap punggung cokelat Melvi. "Dokter bilang sekitar 6 sampai 7 bulan."

"Setengah tahun."

"Ya, Melvi tidak bisa ditunggangi untuk sementara. Dia akan beristirahat lumayan lama."

"Tidak apa-apa, lagi pula Gavin tidak akan tahu."

Tatapan mata Ghatan melembut. "Kuharap Gavin segera sembuh."

"Aku juga berharap begitu."

"Tidak ada tanda-tanda dia akan bangun?"

"Belum, dokter tak bisa memastikan."

Ghatan beberapa tahun lebih tua dari Gavin, tapi mereka bersahabat dekat karena memiliki ketertarikan yang sama terhadap kuda. Saat seumuran dengan Ghatan, Dante bekerja di peternakan untuk mengurus kuda dan sapi-sapinya sendiri.

"Nah, saya rasa kita bisa pergi meninggalkan Melvi sendirian."

"Tentu."

Melvi berada di sudut istal yang penuh jerami dan hangat, tempat yang biasa digunakan untuk mengawasi kuda-kuda yang hendak melahirkan. Kuda jantan itu akan menerima perawatan khusus dan beristirahat lebih banyak.

"Anda ingin berkuda, Tuan Dante?"

Dante memperhatikan beberapa kuda di sepanjang kotak-kotak di mana kuda-kuda sedang istirahat. Kuda-kuda itu habis merumput di bukit, dimandikan dan dipijat.

"Aku tidak berkuda."

Ghatan menyayangkan keputusan Dante untuk berhenti berkuda, padahal dari yang didengarnya melalui pekerja lama di tempat itu. Dante adalah salah satu penunggang kuda yang handal. Beberapa tahun terakhir, Dante berhenti menyentuh kuda-kudanya karena sesuatu.

"Kemarin lusa nona Soojae datang ke sini dan minta diajarkan menunggang kuda."

"Kau mengajarinya?"

Dante menoleh, menatap Ghatan dengan tajam. Pemuda itu berkata dengan senyum lembut, "Dia luar biasa bersemangat, saya tak bisa menolak semangatnya yang menggebu itu. Lagi pula sudah lama sekali kuda-kuda di sini tak disentuh."

My Flower Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang