"Soojae kelihatan senang, apa saja yang kalian lakukan kemarin?""Cuma makan di restoran sederhana, ke pusat perbelanjaan dan pergi ke Timezone."
"Itu pasti sangat berarti bagi Soojae."
"Mungkin."
"Apakah kau memberinya sesuatu?"
"Aku membelikannya sepatu dan ...."
"Bukan itu. Maksudku, sesuatu yang manis? Kalung atau cincin? Masa kau tidak membelikannya?"
Dante tidak menyahut.
Saat ini ia tengah berdiri di dapur, menunggu mesin kopi mengisi poci kaca miliknya. Sementara itu, bibi Veda tengah sibuk mengaduk-aduk strawberry di panci yang akan dibuatnya menjadi selai.
"Tidak."
"Sudah kuduga."
Dengan pembawaannya yang tegas tapi keibuan, bibi Veda berkacak pinggang sambil lalu menunjuk ke arah Dante dengan sikap sebal.
"Sebaiknya kau memikirkan hadiah yang akan kau berikan pada Soojae mulai dari sekarang."
"Memangnya kenapa?"
"Dasar suami bejat! Masa kau tidak tahu kalau besok istrimu ulang tahun?"
Sejenak Dante terpana, kemudian dia menggeleng dengan polos. Bibi Veda menyahut dengan dengkusan keras.
"Kau berdosa karena sudah mengabaikan istrimu selama ini. Kau bahkan tidak tahu apa yang Soojae sukai, apa yang tidak dimakannya dan hari ulang tahunnya. Suami macam apa kau ini?"
Dante merengut tanpa rasa bersalah, kemudian menuang cairan kental dari poci ke dalam cangkir kopinya.
"Hey! Kau dengar aku tidak?"
"Aku tahu. Bisakah kau berhenti marah-marah padaku?"
"Kita sudah saling mengenal sejak kau masih kecil, ingat? Aku bahkan rela pindah ke sini demi mengurusmu."
"Kau sensitif sekali hari ini, Bibi. Kau tak perlu marah-marah, terima kasih karena sudah memberitahuku."
Bibi Veda mengekori Dante sampai ke pintu ruang kerja pria itu, menyerahkan sepiring biskuit asin sambil berkata, "Kalau bukan aku yang memarahimu, siapa lagi? Tidak seorang pun di rumah ini berani denganmu."
Dante mengambil sepotong biskuit, menggigitnya tanpa minat.
"Masih mau marah-marah?"
"Tadi Vero datang, dia baru saja memberikan Soojae kotak hadiah yang besar sekali. Sebaiknya kau cepat-cepat bergerak sebelum Soojae menjatuhkan hatinya pada pemuda lain."
Orang di seberang meja hanya terdiam tanpa minat. Bibi Veda menyeringai jahat.
"Kau mungkin bisa membohongi dirimu sendiri, tapi tidak denganku."
🌷🌷🌷
"Semua material sudah sampai, Gio bilang semuanya sesuai dengan pesanan."
"Terima kasih."
"Gio masih harus pergi untuk membeli keperluan lain. Ada yang harus saya lakukan untuk Tuan?"
"Tolong keluarkan semua barang-barang yang berada di ruang tengah. Sebentar lagi tukang akan datang untuk mengganti kaca permanennya dengan yang baru."
"Baiklah."
Dante menunjuk dapur dengan dagu. "Makanlah sesuatu, bibi Veda membuat roti isi dan beberapa makanan untuk semua orang."
"Terima kasih, Tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flower Girl
FanfictionKang Soojae terjebak rayuan manis Hwan Gang Vin. Ketika dikabarkan kalau Soojae hamil dan keluarga gadis itu meminta pertanggungjawaban, Gavin justru mengalami kecelakaan. Karena tak ingin nama keluarganya tercemar. Hwan Dante bersedia untuk bertang...