09 : Celaka

1.1K 313 191
                                    

Namjoon dan keluarga kecilnya mengejutkan Dante dengan kedatangan yang tiba-tiba di waktu sarapan. Sebelumnya, Dante hanya sarapan berdua saja dengan Soojae dalam suasana yang begitu hening. Terlalu hening untuk ukuran pasangan pengantin baru.

Kedatangan Namjoon, Naree dan Yeonji benar-benar membuat suasana menjadi lebih hangat. Soojae senang bisa berkenalan dengan putri kakak iparnya, gadis itu seumuran dengannya.

Yeonji gadis cantik pemilik lesung pipi dan keceriaan yang mampu membangkitkan semangat semua orang. Ketika gadis itu bergabung bersama mereka, Yeonji memperlakukan Soojae sama baiknya seperti sang ibu.

"Kami berniat menjenguk Gavin hari ini. Bagaimana keadaannya?"

"Tidak ada perubahan, tapi dia stabil."

Tak satu pun ekspresi tergambar di wajah Dante, tetapi Namjoon bisa melihat kesedihan dari sorot matanya yang dingin. Setelah istrinya meninggal, Dante menjadi lebih tertutup dan bahkan terasa seperti robot. Meskipun begitu, Namjoon masih berharap adiknya itu bisa menemukan kebahagiaannya sendiri. Dante sudah terlalu lama menghindar, membungkus dirinya ke dalam benteng yang tak bercelah. Namjoon tahu sikap dingin Dante tak lain adalah untuk berlindung, tetapi berlindung dari apa?

Entah sekeras apa pun ia mencoba. Ia selalu gagal mengupas isi hati adiknya itu.

Dante adalah pria yang memiliki berbagai macam lapisan, yang sulit sekali untuk dikupas. Hanya karena telah mengenal Dante sejak kecil, maka dari itu Namjoon bisa melihat sedikit ke dalam diri Dante.

"Cepat atau lambat Gavin akan siuman."

"Ya, tapi dia akan membenci itu."

Namjoon mendengar kalau Gavin mungkin akan kehilangan fungsi kakinya dan kenyataan itu memukul semua orang, belum lagi ego Gavin. Bocah itu masih terlalu muda untuk menjadi cacat. Gavin akan membenci dirinya sendiri, membenci takdir sial atas semua yang terjadi padanya.

"Kita akan melakukan apa pun untuk bisa mengembalikannya menjadi utuh kembali."

"Ya, kita masih bisa berusaha."

"Soal Soojae. Apakah kau memperlakukannya dengan baik?"

Dante mengangkat alis.

"Mengapa kau menanyakan hal itu?"

"Ketika aku datang, aku sempat melihatnya murung. Memangnya kau tidak memperhatikan?"

Bagaimana Dante harus menjawab? Sepanjang sarapan, ia hanya menatap surat kabar dan bahkan tak berbicara dengan gadis itu. Jadi, ya. Dia tidak memperhatikan.

"Kau suaminya."

"Ya, lalu?"

"Dante, berilah dia sedikit perhatian. Jangan mengabaikan Soojae, dia istrimu."

"Aku tak peduli."

"Aku tahu kau masih sangat mencintai Haneul, tapi tidak seperti ini."

Dante tidak menjawab. Dia berhak untuk melakukannya.

"Aku tidak berniat memaksamu untuk memberi Soojae cinta, tapi berilah sedikit perhatianmu padanya. Kau tahu dia gadis yang berbeda, bukan?"

My Flower Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang