05 : Tanggungan

1.4K 356 354
                                    

Kekacauan datang terlalu cepat, Dante nyaris menggigit lidahnya sendiri karena telah mengatakan hal yang kejam.

Bagaimana mungkin ia mengatakan hal mengerikan dan melakukan ketidakadilan terhadap gadis muda itu? tapi Dante tidak menginginkan bayi ... apalagi bayi yang dilahirkan hasil di luar nikah.

Tidak mungkin, keluarganya akan marah besar dan kalau keluarga Haneul mengetahuinya, ia akan dicap gagal sebagai ayah. Yeah, memangnya siapa peduli? Lagi pula ia tak terlibat apa pun dengan gadis itu.

Mengapa harus memikirkannya? Mengapa ia harus mengasihaninya? Ya, karena gara-gara kau tidak becus mendidik anak, kehidupan seorang gadis harus dikorbankan!

Kurasa tidak, begitu uang ganti rugi diberikan. Aku yakin gadis itu akan hidup enak.

Disingkirkannya perasaan bersalah dari dalam dada dan ditatapnya gadis itu tanpa emosi.

"Kita akan bertemu lagi untuk menyepakati uang ganti rugi," kata Dante setelah masuk ke dalam mobilnya. Jaesuk berdiri sambil mencengkram tangan sang putri dengan sorot mata mendamba.

"Tentu, memang harusnya seperti itu."

Setelah memandang wajah muram Kang Soojae selama sesaat, Dante menyalakan mesin mobil dan melaju pulang. Dalam perjalanan singkat itu, dadanya masih saja berkecambuk oleh rasa bersalah.

Dante memikirkan lebam-lebam yang diderita gadis itu. Apakah ayahnya telah memukulinya karena telah mengandung anak di luar nikah? Tidak, lagi pula mengapa ia harus peduli.

Ketika sampai di halaman rumah, Dante tidak melihat mobil Gavin terparkir di sana.

Selama beberapa saat, ia duduk diam di kemudi untuk menarik napas. Seakan-akan bersiap menghadapi sesuatu yang besar.

Kemudian, dari arah dalam rumah. Bibi Veda berlari-lari panik menghampirinya. Wajah wanita parubaya itu pucat dan Dante mendadak merasa tidak menyukai kedatangannya.

"Dante!"

"Mengapa kau berlari Bibi, bagaimana kalau kau sampai jatuh?"

"Tolong ... aku mendapat telepon dari rumah sakit."

"Apa?"

"Gavin ...."

Ketika menyadari ekspresi tak berdaya di wajah bibi Veda, Dante tahu bahwa putranya baru saja tertimpa musibah.

***


Gavin sedang mabuk dan marah ketika mengemudikan mobil Ferrari mahalnya di jalur F12 menuju kota sebelah. Ketika pemuda itu melajukan mobilnya dengan kecepatan setan, mobilnya dengan keras menabrak tiang pembatas jalan yang langsung meremukkan sebagian besar tulang di tubuhnya.

Ketika Dante dihubungi pihak rumah sakit, putranya itu sedang krisis dan menjalani pertolongan di ruang IGD. Padahal baru berselang beberapa menit mereka berpisah, dan Dante tidak menduga ia akan mendapat karma secepat itu.

Ketika ia sampai di rumah sakit, Gavin sedang menjalani operasi besar-besaran dan Dante nyaris tak bisa membendung rasa bersalahnya karena telah memukul bocah itu dengan keras.

Meskipun hatinya patah dan cemas, Dante tidak menangis. Air matanya kering dan ia hanya termenung di tempat, bagaikan patung tanpa perasaan.

"Gavin anak yang kuat, kita tidak akan kehilangannya," kata Namjoon sambil lalu memeluk Dante.

Namjoon sedang dalam program politik demi menarik hati para pemilih, tetapi ketika dikabarkan kalau keponakannya mengalami kecelakaan. Ia langsung membatalkan semua jadwal terbang.

My Flower Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang