Suasana pagi ini terasa berbeda. Sebab, saat Soojae pergi untuk sarapan. Ia melihat Dante tidak duduk sendirian, melainkan sudah bersama wanita cantik yang kemarin lalu telah diperkenalkan dengan singkat oleh bibi Veda kepadanya.
Tidak, Soojae mengenal Harin hanya menurut cerita bibi Veda saja. Ia belum pernah terlibat pembicaraan apa pun dengan wanita itu, tetapi menurut Soojae. Harin wanita yang cantik, dewasa dan menganggumkan. Soojae menyukai cara Harin berpakaian, cara wanita itu berbicara.
Harin kelihatan keren dengan berkas-berkas yang selalu tersimpan dalam tasnya. Seperti seorang guru di sekolah. Wanita dewasa yang berkelas. Soojae ingin menjadi seperti itu.
"Hai!"
Soojae menyapa dengan tulus, tetapi Harin justru tidak membalas sapaannya. Padahal, Harin jelas-jelas menyadari kedatangan Soojae dan dia dengan sombongnya hanya melirik gadis itu sebelum kembali berbicara dengan Dante sambil membolak-balikan dokumen di atas meja.
Astaga! Harin sangat sibuk sekarang, jadi dia mungkin tak punya waktu untuk beramah-tamah dengan seorang anak pembantu.
Mengabaikan kesibukan kedua orang itu, bibi Veda menghampiri Soojae sambil menunjukkan sepiring besar bimbap yang baru selesai dibuat.
"Selamat pagi, Nona."
"Pagi, Bibi Veda."
Soojae berjinjit untuk mencium pipi wanita tua itu, lalu menoleh ke arah Dante yang tengah menyesap kopi dengan wajah kaku. Ah, apa yang Soojae harapkan darinya?
Bukankah Dante memang seperti itu setiap kali mereka berhadap-hadapan untuk sarapan bersama? Selalu saja dengan ekspresi tak bersahabat. Soojae merasa canggung dan asing.
Andai saja Dante mau sedikit tersenyum untuknya, Soojae pasti akan senang sekali dan tidak akan pernah merasa ditolak.
Apalagi saat ia duduk di kursinya, Dante langsung berdiri dan tanpa mengatakan apa pun langsung meraih jas kerja yang digantung di dekat situ. Soojae menengadah memandang pria yang seminggu lalu telah menciumnya habis-habisan itu.
"Tuan akan pergi?"
"Hm ...."
Dante menyahut dengan enggan. Lalu, tanpa mengatakan apapun ia meninggalkan meja makan. Soojae berdiri dengan cepat, seperti ada pegas dipunggungnya dan langkah-langkah kaki gadis itu cukup menganggumkan karena berhasil mengejar Dante tanpa perlu berlari kencang.
"Tuan!"
Dante sedang membuka pintu mobil ketika Soojae berhasil meraih tangannya.
"Apa?"
Wajah Dante yang tadinya tanpa ekspresi, berubah segarang singa. Soojae mengerut di tempat, teringat akan ciuman-ciuman Dante yang kasar tapi nikmat. Soojae masing ingat tekanan tubuh Dante di atasnya, masih ingat bagaimana bibir pria itu melumat bibirnya, dan atau bagaimana janggut pria itu menggesek bagian-bagian lembut di wajahnya. Sesuatu di bagian bawah perut Soojae terasa hangat.
Berdiri sedekat ini dengan Dante, membuat Soojae gelisah sekaligus penasaran. Sebelumnya Soojae tidak pernah merasakannya. Itu aneh!
"Aku punya rapat dan aku tidak ingin terlambat. Apa yang ingin kau katakan?"
"Aku hanya ...."
![](https://img.wattpad.com/cover/324207870-288-k711559.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flower Girl
Fiksi PenggemarKang Soojae terjebak rayuan manis Hwan Gang Vin. Ketika dikabarkan kalau Soojae hamil dan keluarga gadis itu meminta pertanggungjawaban, Gavin justru mengalami kecelakaan. Karena tak ingin nama keluarganya tercemar. Hwan Dante bersedia untuk bertang...