Dante pulang setelah 4 hari melakukan perjalanan bisnis. Beberapa waktu lalu, terjadi kebakaran di gudang perusahaan miliknya yang berada di Jepang. Dante pergi untuk melihat sendiri kekacauan yang terjadi dan sampai saat ini polisi masih menyelidiki kasus kebakaran itu, yang entah terjadi murni karena kecelakaan atau kelalaian seseorang, yang jelas Dante merugi akan insiden itu.
Meskipun sudah memiliki banyak orang-orang kepercayaan di masing-masing perusahaan, ia tetap merasa harus ikut terjun ke lapangan untuk memastikan mesin-mesin di perusahaan mendapat perhatian yang baik sementara produksi kimchi kemasan terus berjalan. Setelah insiden ini, Dante akan melakukan evaluasi ulang dengan sistem keamanan baik untuk para pekerja dan atau pun kenyamanan tempat.
Ketika Dante sampai di rumah. Hari sudah larut, Dante menduga ia tidak akan bertemu Soojae, tetapi dugaannya salah ketika melihat gadis itu tengah duduk menonton televisi, menunggunya.
"Tuan sudah pulang?" Soojae mendongak dengan lugunya. Sama sekali tidak memperhatikan ekspresi di wajah Dante, yang mengernyit tak suka.
"Mengapa kau belum tidur?"
"Aku menunggu Tuan."
"Kacau."
Dante menghela napas panjang, kemudian tanpa mengatakan apa pun berbalik pergi.
"Tuan butuh mandi air hangat tidak?"
"Tidak."
"Oh ...." Soojae mengekori suaminya sampai ke depan kamar pria itu.
"Bibi Veda bilang aku harus menemani Tuan selagi dia pergi."
"Aku bukan bayi yang butuh ditemani."
"Biasanya suami istri sering bersama 'kan? Meskipun mama dan papaku tidak romantis seperti paman dan bibi Hong, aku tahu suami-istri itu saling membutuhkan."
"Dengar, Rubah nakal. Aku tak membutuhkanmu atau pun perhatian yang kau tawarkan itu. Aku bisa mengurus diriku sendiri."
"Kupikir Tuan akan suka kalau kuperhatikan."
Soojae menimang ragu.
"Ghatan bilang Tuan kesepian. Aku juga kesepian! Jadi kupikir kita bisa jadi teman?"
"Aku tidak menganggapnya begitu," kata Dante sengit.
Soojae sama sekali tidak terpengaruh oleh sikap menjaga jarak Dante, atau menciut saat melihat tatapan pria itu. Bagi Soojae, Dante itu seperti kembang api yang senang meledak-ledak, tapi dia indah. Indah? Ya indah, karakter yang sulit untuk digenggam dengan tangan telanjang. Mengerti tidak?
Soojae kesepian setelah bibi Veda izin untuk pergi menjenguk cucunya. Meskipun di rumah besar itu terdapat banyak asisten rumah tangga, bahkan terkadang membawa anak mereka sehingga Soojae bisa bermain, Soojae menjadi kesepian lagi ketika mereka pergi. Rumah Dante besar, tapi rumah itu steril dari sentuhan orang lain.
Di rumah, yang boleh tinggal dan menyentuh seluruh benda hanya bibi Veda. Dante lebih senang rumahnya tak ditinggali oleh banyak orang. Mungkin itulah alasan mengapa Dante agak kesal saat Soojae mulai tinggal di sana. Jadi Soojae berpikir untuk mendekati Dante supaya mau mengajarinya banyak hal. Motivasi Soojae sebenarnya adalah supaya ia bebas meminta balon-balon dengan rasa-rasa itu.
Soojae sudah pergi ke toko-toko mainan, akesoris dan toko serba ada, tapi meskipun Soojae sudah menjelaskan dengan mulut nyaris berbusa, mereka semua bilang tidak punya balon yang Soojae sebutkan itu. Lebih tepatnya mereka semua tidak mengerti maksudnya!
Setelah bibi Veda pergi, Soojae tak tahu harus bicara dengan siapa lagi di rumah. Sepanjang ia mengamati Dante. Soojae telah mengagumi sikap pria itu pada orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flower Girl
FanficKang Soojae terjebak rayuan manis Hwan Gang Vin. Ketika dikabarkan kalau Soojae hamil dan keluarga gadis itu meminta pertanggungjawaban, Gavin justru mengalami kecelakaan. Karena tak ingin nama keluarganya tercemar. Hwan Dante bersedia untuk bertang...