Pada akhirnya Bhayangkara memilih untuk bangun dan searching tempat wisata yang ingin dikunjungi sang istri. Sebab, saat memejamkan mata ia justru tidak bisa tidur. Alih-alih terpikirkan dengan keinginan Felinda. Bhayangkara pun mengetik Batu Night Spectacular di pencarian melalui ponselnya yang berukuran 6.7 inch.
Setelah muncul gambar, alamat lengkap dengan mapsnya dan harga tiket juga di tiap wahana. Ternyata ada tiket reguler; yang mana hanya untuk masuk saja, ketika ingin menikmati wahana harus membayar tiket di wahana tersebut terlebih dahulu. Kemudian tiket terusan; yang mana tiket ini bisa menikmati semua wahana tapi ada beberapa wahana perlu membayar lagi tiketnya.
Bhayangkara membaca dengan seksama dari halaman website tersebut. Wahana mana yang aman untuk ibu hamil, setelah memastikan ada beberapa wahana yang aman untuk bisa dinikmati oleh sang istri. Bhayangkara pun memutuskan untuk mengajak Felinda ke sana dan mengatur schedule kapan ia bisa pergi ke wisata tersebut. Hingga merasakan kasur di sebelahnya bergerak membuat Bhayangkara menoleh seraya tersenyum kala melihat Felinda membuka mata.
"Kenapa udah bangun?" tanya Bhayangkara sedikit berbisik takut mengganggu Felinda yang sepertinya enggan untuk beranjak.
Felinda menjawab pertanyaan Bhayangkara dengan balik bertanya, "Sekarang jam berapa?"
Bhayangkara melirik sekejap ke arah ponselnya kemudian menjawab, "Jam setengah empat."
"Minta tolong ambilin minum aku," pinta Felinda seraya bangkit dari tidurnya. Bhayangkara pun bergegas mengambilkan air yang diminta sang istri dan memperhatikan saat air minum tersebut diteguknya.
"Haus banget, ya?" gumam Bhayangkara bertanya dan ditanggapi Felinda dengan deheman singkat. Setelahnya ia kembali merebahkan diri seraya memperhatikan Bhayangkara yang saat ini sibuk dengan ponselnya. Tidak ada cemburu yang perlu diungkapkan, bukan berarti tidak cinta melainkan Felinda tidak mau ambil pusing apa yang dilakukan sang suami; curiga.
"Kapan jadwal periksanya?" tanya Bhayangkara tiba-tiba seraya menyimpan ponselnya di meja. Kemudian menatap Felinda yang mencoba untuk mengingatnya.
"Masih pekan depan," jawab Felinda kemudian. Lalu Felinda meraih guling lantas dipeluknya tapi urung lantaran Bhayangkara langsung merebahkan diri kemudian memeluk Felinda yang mendengkus kesal. Namun, ia justru membalas pelukan sang suami lantas kembali memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kusempurnakan Separuh Agamamu
ChickLitAnya Felinda baru saja menyelesaikan pendidikannya di bangku kuliah yang ada di kota kelahiran. Ia kenal dengan laki-laki yang bernama Arion Bhayangkara seorang pegawai di instansi pemerintah, tempat tinggalnya masih satu kecamatan dengan Felinda. A...