- 08 -

106 30 0
                                    

"Aku tidak bisa memikirkan cara terbaik untuk kalian menghadapinya. Tapi jujur saja, aku mengharapkan agar Dabi diselamatkan." Kurona bangkit usai menerima uang tunai sebanyak dua juta dalam tas hitam di bahunya. "Tasnya kupinjam selamanya, ya."

Sera ikut berdiri sembari mengusap matanya yang berair.

"Oh, iya, Shoto-kun. Berhati-hatilah saat kamp pelatihan, kemungkinan kelompok Shigaraki Tomura akan menyerang kalian. Meskipun ada Touya di sana, kuharap kau lebih mengutamakan keselamatan teman-temanmu terlebih dahulu. Selesaikan masa lalu kalian setelah berhasil menggagalkan rencana penculikan mereka saja, yaitu mengincar Katsuki."

Shoto tersentak ketika mengikuti langkah Kurona dan Sera menuju pintu keluar ruangan Endeavor. "Bakugou ...?" gumamnya, yang diangguki si gadis berambut hitam.

"Oh! Ada yang kelupaan!" pekik Kurona tiba-tiba, mengejutkan Endeavor di sofa.

Gadis itu membalikkan badannya, menatap serius Endeavor dan Shoto yang kini memucat.

"Dabi tidak suka ikan."

Sera, Shoto, dan Endeavor temangu.

"Be-begitu?" balas Shoto.

Kurona mengangguk. "Omong-omong, jangan khawatirkan kebenaran informasi ini. Hidupku dua tahun lebih maju dari kalian. Sampai jumpa."

Dan Kurona memilih menghentikan waktu mereka sebelum berlarian dari sana dengan tangan bertautan. Sera memejamkan mata dan mengatur napasnya usai berhasil bersembunyi di gang sunyi bersama mentornya.

"Kita sudah seperti mata-mata, ya ...?" gumamnya.

Kurona terbahak, seketika teringat masa yang sudah pernah dilaluinya. Namun ia masih belum bisa membeberkannya, malu melingkupi seluruh tubuhnya.

"Mengasyikkan, bukan? Tapi maaf, ya, sudah membuatmu tahu kebusukan pahlawan."

Sera menggeleng. "Tidak apa," ujarnya. Gadis itu kemudian tersenyum, merasakan tautan tangan mereka, lalu terkekeh lugu. "Apa aku sudah pernah bilang bahwa, sejak berteman dengan Aime-san, pandangan baru selalu hadir di dalam diriku?"

Pertanyaan Sera membuat Kurona tersentak. Ia diam, lantas menggeleng malu. "Kau serius mengatakannya?" ia bertanya memastikan.

Tanpa ragu Sera mengangguk. "Aku tidak akan menyesalinya, lihat saja nanti!"

Kurona cekikikan selagi mengatakan tujuan mereka, yakni bank. Uang itu akan dikumpulkan demi membuka lowongan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkan. Sera setuju, mengikuti langkah yang selalu membawanya pada hal baru.

Kembali pada masa sekarang, Sera meniup takoyaki murahan yang Kurona beli dan memasukkannya ke dalam mulut. "Kau bilang kamp pelatihan musim panasnya malam ini, bukan? Apakah Bakugou sungguhan akan diculik?"

"Seharusnya mereka sudah berangkat kemarin, jadi kemungkinan malam inilah penculikan itu terjadi."

"Entah mengapa, aku jadi tidak sabar menunggu hari esok."

"Jangan ditunggu. Kita harus fokus pada misi kita, karena giliran kitalah tokoh utamanya."

"Eeeh?"

"Fokus makan saja, nih."

Satu Takoyaki memenuhi mulut Sera. Gadis itu membuka-tutup mulutnya, mengeluarkan kepulan asap dari sana. Musim panas bukannya membekukan kepala dengan makan es krim malah membeli takoyaki.

Kurona memakan bagiannya selagi mendapat pukulan dari Sera. Ia menggoyangkan kakinya, menatap langit biru di atas mereka. "Sekarang—kita harus membagi informasi siapa, ya?"

TiME COLLAPSE [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang