"Twice ...?"
Aku termangu di atas bebatuan, menatap Hawks yang berhadapan dengan Twice ketimbang Geten.
Kenapa ada Twice juga? Kupikir Liga Penjahat tak memiliki hubungan dengan Pasukan Pembebasan.
Aku menonton duel di antara Twice dan Hawks dalam rasa tegang. Tetapi aku yakin Twice bakal kalah, karena meskipun dia bisa membangkitkan quirknya, tetap saja Hawks yang menang dan berhasil membunuhnya.
"Geten! Dia menipuku!" teriak Twice selagi berlari menghindari serangan Hawks.
Dan aku mematung.
Lagi-lagi, kau dikhianati, Twice. Kau sebaik apa, sampai-sampai di setiap waktu yang kuubah selalu berakhir nahas?
Aku menggesekkan gigi, menuruni batu demi mencari keberadaan Geten yang mungkin saja masih berada di sekitar sini setelah menjebak Twice. Namun mendadak aku berhenti, mendengar suara air di pegunungan ini mulai menyepi.
Lekas aku berlari ke sumber suara dan menemukan Geten yang sedang mengubah molekul air menjadi es demi menambah kekuatannya.
"Geten. Sepertinya kau yang sudah menjebak Twice?"
Geten tersentak, menoleh ke belakang dan menyadari keberadaanku di sebelah pohon besar. "Siapa? Kau terlihat muda," ujarnya.
Aku mendengkus, mengeluarkan pistol biasa dan mengarahkannya pada Geten.
"Anak muda inilah yang sebenarnya memimpin operasi pemberantasan Pasukan Pembebasan."
Akhirnya Geten membalikkan badan, menganggapku sebagai lawan serius.
"Dengan makna lain, akulah yang telah menangkap Re-Destro."
Aku menahan napas, berjalan memutar arah sembari mengganti pistol. Ketika tepat berada di belakangnya, kutembakkan peluru penghilang bakat menuju punggungnya hingga waktu kembali berjalan dan berhasil membuatnya terkejut.
Geten menoleh ke belakang, berniat mengeluarkan quirk esnya untuk menyerang, tetapi tak terjadi apa-apa.
"Apa yang kau lakukan?!" teriaknya, lantas berlari dariku.
Mau tak mau aku menembak kedua kaki Geten dengan pistol biasa, lantas menyeretnya yang tidak berdaya menuju Twice yang tersungkut di bawah pedang bulu Hawks.
"Twice," panggilku. Kedua orang itu tersentak dan menoleh.
Hawks tercengang melihat bawaanku, tetapi aku lebih peduli pada Twice yang kebingungan.
"Siapa kau?!" teriak Twice, terlihat sangat stress yang mana membuatku tertawa.
"Hanya anak magang!" jawabku. "Apakah dia Geten?—yang menipumu?"
Aku meletakkan Geten yang masih syok akibat kehilangan quirknya di hadapan Twice yang termangu.
"I-itu benar! Kau menjebakku, sialan!"
Di saat Twice hendak menyerang Geten, kaki Hawks menekan tubuh di bawahnya agar tidak bergerak ke mana-mana, sementara pedangnya kini berada di sisi leher Twice.
Aku kehilangan senyuman ketika melihat Twice tiba-tiba terdiam dan mulai mengeluarkan kata-kata penyesalan.
"Toga-chan pasti kesepian! Aku merasa bersalah karena sudah ditipu sehingga meninggalkan Toga-chan sendirian! Aku jahat sekali!" raungnya.
Aku menggigit bibir, menduduki punggung Geten demi menghadap Twice yang meremas kepalanya sendiri.
"Tidak apa-apa, Jin-kun. Toga-chan pasti mengerti sebaik apa dirimu yang mudah ditipu orang lain ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
TiME COLLAPSE [√]
FanfictionBNHA X OC [BOOK TWO] ... Fungsi Pahlawan mulai melenceng sejak All Might menjadi Simbol Perdamaian. Ditambah lagi quirk memenuhi seluruh dunia, sampah masyarakat ada di mana-mana. Kata 'damai' tak ada artinya meski kejahatan ditekan oleh pahlawan pe...