Satu kali mengulang waktu ketika aku terjatuh dari menara Deika.
Kali kedua aku mengulangnya pada saat berhadapan dengan All For One.
Yang ketiga saat di bawah hujan bersama All Might.
Untuk yang keempat, itu setelah aku selesai menjalani kehidupan normal dengan bekerja di kepolisian dan tahu segalanya.
Sayangnya di waktu manapun, ibu tak pernah bertahan sampai akhir demi diriku. Sehingga aku hanya menaruh harapan pada mereka yang peduli terhadapku saja. Jadi aku memutuskan kembali untuk mengakhiri AFO dan Liga Penjahat, juga menjaga kedamaian masyarakat.
Jika dulu aku memasuki UA dan Sekolah Khusus Detektif, maka sekarang ini aku menuntut ilmu di SMA biasa demi orang terkaya yang tidak memiliki quirk. Sera Kazuhito, gadis polos yang mudah dimanipulasi.
"Aku yakin Dewa bakal mengutukku, tetapi Sera tidak. Dia yang suci akan dicintai."
Lihat kulitnya yang memerah karena sinar UV itu, jangan lupakan kacamata hitam agar matahari tak menyakiti pupilnya yang sensitif.
"Mari buat sekte Kazuhito bersamaku."
Aku yakin sekali Sera menganggapku sesat, tetapi selama ada yang bisa kuselamatkan, aku akan melakukan segalanya demi masyarakat.
Untungnya, Sera yang kesepian itu menerima apa yang kutawarkan. Dia mau dimanfaatkan agar bisa menjadi pahlawan. Jadi setelah kami sepakat untuk bertemu di Kiyashi Mal, aku malah tidak dapat menahan getaran kerinduan terhadap seseorang di masa lalu. Orang yang mau menerima kehadiranku meskipun perasaannya selalu dipenuhi kecurigaan. Shigaraki Tomura.
Seperti yang kuduga, Shigaraki menanyakan pendapatku tentang Stain. Dan jawabanku tidak pernah berubah, "Stain cuma penjahat kurang kerjaan."
Kami pun berbagi obrolan selagi aku menceritakan tujuan hidupku saat itu, yakni menjadi sukarelawan dengan membantu orang-orang yang tak digapai pahlawan dan masyarakat lainnya. Tetapi Shigaraki mengejek ideku dan Sera, meski begitu dia mendoakan keberhasilan kami. Shigaraki kalau punya mood bagus, dia jadi baik.
Lalu dengan terpaksa kami berpisah, padahal aku ingin main gim LOL bersama Shigaraki dan Spinner seperti di masa depan yang pernah kujalani. Namun kondisi tubuhku semakin parah. Efek dari quirk waktu ini memakan usia dan merenggut kesehatan. Oleh karena itulah aku memeriksakan diri ke rumah sakit, dan dalam perjalanan pulang bertemu Todoroki Shoto.
Shoto ialah teman sekelas Izuku dan Katsuki.
Setelah meminta foto bersama, aku mengucapkan terima kasih dan selamat malam pada si manusia setengah panas-setengah dingin tersebut.
"Omong-omong, tidakkah kau ingin mendengar kabar Touya?"
Ketika aku memasukkan ponsel dalam saku jaket, langkah kaki Shoto membatu. Pemuda itu menolehkan kepalanya ke belakang dengan horor, seolah baru saja mendengar berita paling mengejutkan sepanjang hidupnya.
"Apa maksudmu? Siapa kau?"
Melihat ekspresi syok itu tentunya membuatku merasa bersalah. Padahal sudah baik hati Shoto menerima sapaanku dan mau diajak foto bersama, tetapi aku malah menghancurkan momennya.
"Aku perlu bicara dengan Endeavor. Kalau kau ingin tahu lebih lanjut, buat saja janji bertemu denganku esok. Aku akan mendatangi kantor Endeavor setelah jam makan siang. Itu pun kalau dia mau menerima kehadiranku."
"Huh ...?" Shoto termangu. "Jangan bercanda!" pekiknya.
Detik berikutnya Shoto mengambil langkah cepat untuk menjebakku dalam quirk esnya, tetapi aku menahan napas, menghentikan waktu dan berjalan ke belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TiME COLLAPSE [√]
FanfictionBNHA X OC [BOOK TWO] ... Fungsi Pahlawan mulai melenceng sejak All Might menjadi Simbol Perdamaian. Ditambah lagi quirk memenuhi seluruh dunia, sampah masyarakat ada di mana-mana. Kata 'damai' tak ada artinya meski kejahatan ditekan oleh pahlawan pe...