𝐒𝐏𝐈𝐂𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐋𝐎𝐕𝐄!
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
✦ 20 ;; can't i just be with you forever?
"(m/n)-senpai.. kau tidak perlu melakukan ini.."
"tidak masalah aether, lagi pula aku yang harusnya berterimakasih kau dan lumine sudah selalu membantu ku untuk mencoba masakan ku" ucap sang pemuda bersurai (h/c) menutup wadah tupper*ware terakhir dan memasukannya ke plastik sebelum memberikannya ke juniornya.
"ah tidak! aku dan lumine selalu senang hati untuk membantu, ya karena masakan senpai selalu enak, juga paimon selalu antusias jika aku pulang membawa masakan mu.." ucap aether dengan antusias.
"hmm? begitukah, ahaha kalau begitu mampirlah ke wanmin sesekali, aku akan memberikan diskon khusus untuk kalian" ucap (m/n) dengan kedipan mata disambung oleh kekehan kecil ketika melihat juniornya merona tipis.
aether mengalihkan pandangannya berusaha menyembunyikan wajahnya yang merona sebelum manik emasnya menangkap selembar kertas di atas meja club memasak.
"hmm? ini.." aether pun meraih kertas tersebut matanya membulat.
"ini.."
"oh itu, hehe.. formulir rencana di masa depan, para murid tahun ketiga diwajibkan untuk mengisi itu untuk rencana setelah lulus"
aether mengangguk paham namun ekspresinya berubah menjadi bingung dan bersweat drop menatap kertas tersebut.
Formulir Rencana Kedepan
(M/n) Mao
kelas 3-1Rencana Pertama
Universitas Kuliner TeyvantRencana Kedua
Universitas Kuliner TeyvantRencana Ketiga
Universitas Kuliner Teyvant"senpai.. ini" aether mengedipkan matanya dua kali menatap seniornya tidak percaya, sedangkan sang empu hanya terkekeh gugup sambil menggaruk tengkuk nya.
"aha.. aku tidak kepikiran untuk melakukan hal lain selain memasak.. jadi pilihanku hanya sekolah kuliner, itu juga kalau diterima"
'kalau dipikirannya cuman masak 22/7 sih sangat keterlaluan kalau ga diterima..' batin aether dalam hati.
"ah aku yakin senpai akan diterima kok! masakan senpai sepertinya lebih dari cukup untuk diterima di universitas ini"
sang (h/c) tersenyum lembut mendengar perkataan aether namun kepalanya menggeleng pelan sebelum membuka mulutnya.
"tidak, aku masih belajar aether, masih banyak hal yang harus aku lakukan, inti dari aku melakukan semua ini-memasak bukan hanya ingin meneruskan karir ayahku, namun juga untuk belajar, lagi pula inti untuk masuk perguruan tinggi seperti ini juga untuk belajar bukan?"
aether tertegun, selama seumur hidupnya ia dikelilingi dengan orang-orang yang selalu memuji dirinya, memuji kepintarannya, orang-orang tersebut selalu mengatakan bahwa aether bisa melakukan apapun tanpa usaha.
karena aether dan saudaranya terlahir berbakat dalam hal apapun, ini seperti ia tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan apapun yang ia inginkan, ia selalu berada di atas semua orang.
orang-orang juga selalu mengatakan ia tidak perlu belajar sama sekali, hal tersebut ada benarnya, bahkan jika aether tidak belajar sebelum ujian ia dapat mendapatkan hasil yang bagus.
namun ketika mendengar apa yang dikatakan (m/n) ia tertegun, seumur hidup baru pertama kalinya ia mendengar hal yang sangat rendah hati.
memang tujuan (m/n) selama ini adalah untuk mengikuti jejak ayah angkatnya, namun (m/n) juga selalu ingat bahwa ia masih perlu banyak belajar.
"rencana masa depan.." manik emas aether menggelap, ia baru menyadarinya, benar juga.
(m/n) sudah berada di tahun ketiga, itu artinya mereka akan berpisah, mulut aether terasa pahit jika memikirkannya.
ah baru saja ia merasakan perasaan hangat yang selalu ia rasakan setiap kali bersama seniornya yang satu ini, namun ia sudah mau berpisah begitu saja.
aether mengutuk dirinya sendiri karena ia tidak terlahir lebih awal, agar setidaknya ia memiliki lebih banyak waktu bersama (m/n).
pikiran aether beralih kepada para tahun ketiga yang selalu bersama (m/n) itu, betapa irinya dirinya ketika memikirkan bahwa para tahun ketiga itu sudah bersama (m/n) selama 3 tahun, sedangkan dia? setahun saja sepertinya tidak sampai karena tahun ketiga biasanya lulus lebih cepat.
aether tidak suka.
ia ingin bersama dengan (m/n) lebih lama.
(m/n) menyadari aether yang tiba-tiba saja diam dan mendekati juniornya tersebut yang nampak menggenggam kuat kertas formulirnya hingga kertas tersebut nampak lecek dibawah genggaman sang junior.
"aether kau tidak apa?"
aether tersentak, genggamannya melemas dan beralih menatap (m/n) dengan sebuah senyuman manis seolah tak terjadi apapun.
"ah senpai belnya sudah berbunyi, aku harus segera ke kelas! terimakasih senpai, besok aku akan kesini lagi!" dan dengan itupun aether pergi meninggalkan ruangan club memasak.
(m/n) hanya menatap punggung aether yang menghilang dibalik pintu, manik (e/c)nya menatap kertas formulirnya yang sudah tak tertolong kondisinya, dan menghembuskan napas.
"sudah ketiga kalinya hari ini, sepertinya aku harus menyembunyikan kertas itu"
"f untuk kertas formulir"
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐏𝐈𝐂𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐋𝐎𝐕𝐄! ── 𝐘𝐀𝐍!𝐆𝐈 𝐗 𝐌!𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑
Fanfiction"MAKAN MAKAN NTAR LU PADA MATI KLO GA MAKAN" . . . 𝐒𝐏𝐈𝐂𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐋𝐎𝐕𝐄! ─ 𝐘𝐀𝐍!𝐆𝐄𝐍𝐒𝐇𝐈𝐍 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓 𝐗 𝐌!𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 . . . ❙❘❙❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❙❘❙❚❙❘ ❙❘❙❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❙❘❙❚❙❘ 𝗗𝗜𝗠𝗔𝗡𝗔- (m/n) mao, atau lebi...