09

1.6K 225 10
                                    

𝐒𝐏𝐈𝐂𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐋𝐎𝐕𝐄!

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

09 ;; vaporize

    "INI UNTUK MU!" teriak childe menunjuk seorang pemuda bersurai (h/c) yang sedang menonton dari bangku penonton dan memberikan sebuah kedipan mata sebelum akhirnya menembakkan bola basket tepat ke ring membuatnya berhasil mencetak poin.

para fangirls pun menjerit histeris mendengar perkataan childe, salah seorang fangirl disamping (m/n) pun sampai menggoyang-goyang temannya membuat (m/n) berkeringat dingin melihatnya.

"OMG KAPAL KU BERLAYAR~"

"KYAAA CHILDE SO SWEET"

menghiraukan jeritan para fangirls, (m/n) kembali berfokus ke lapangan, membuatnya kontak mata dengan childe sebelum akhirnya sang surai oranye memberikan sebuah ciuman jauh membuat (m/n) merinding sendiri sedangkan fanclub childe semakin menggila.

di teyvat academy tidak jarang adanya fanclub. dikarenakan banyak sekali murid-murid yang memiliki pesona mereka masing-masing, contohnya yang memiliki fanclub adalah childe, kaeya, zhongli, dan tentu saja (m/n).

dan fanclub (m/n) tentu saja adalah fanclub terbesar, dikarenakan anggotanya bukan hanya dari dalam sekolah, bahkan ada yang dari luar sekolah bahkan kota, dan juga anggotanya yang menjual photocard-photocard (m/n), photocard itu akhirnya menjadi sangat populer sehingga banyak yang membelinya.

iya photocard.

anyways kembali ke fanclub childe-

-tujuan fanclub childe sebenarnya bukan hanya sekedar ada untuk childe, namun juga untuk (m/n) dimana anggotanya selalu membicarakan betapa cocoknya (m/n) dan childe bersama, fanclub ini sepertinya lebih cocok dinamai fanclub (m/n) x childe daripada fanclub childe sendiri.

agak gila tapi yasudahlah.

"udah dapat fotonya?"

"iya"

"bagus! ntar bisa jadi photocard (m/n) x childe edisi limited edition"

(m/n) berkeringat dingin mendengar percakapan antara dua orang siswi di sebelahnya.

'mereka tidak sadar aku ada disini atau gimana ya?'

(m/n) pun menggelengkan kepalanya, mengalihkan pandangannya kedepan mendapati childe yang terlihat sedang berjalan kearahnya.

(m/n) pun mulai menuruni tangga dan berjalan ke arah childe membuat childe tersenyum miring dan membuka tangannya lebar.

"(m/n)-"

"DILUC!"

childe membeku ketika (m/n) berjalan melewatinya untuk menghapiri pemuda bersurai merah, tangannya masih terbuka lebar namun ekspresinya kosong. dia menoleh kebelakang mendapati (m/n) yang sedang berbicara dengan antusias kepada diluc yang biasanya dingin nampak memerah.

dengan alis yang bertaut childe pun menghentakkan kakinya mendekat ke arah kedua insan tersebut. kehadirannya pun tentu disadari oleh diluc yang menoleh, ekspresi sang pemuda bersurai merah yang tadinya lembut dan malu-malu seketika berubah menjadi masam ketika menyadari childe sedang mendekat.

"hei- apa yang-"

"tsk, tartaglia belajarlah untuk tidak mengurusi urusan orang lain"

"hah maksudmu? (m/n) disini adalah murid yang tak bisa apa-apa tanpa diriku, jadi urusannya adalah urusanku juga, tuan ragnvindr"

alis (m/n) bertaut mendengar perkataan childe barusan, merasa tersindir ia pun berusaha untuk membalasnya namun sudah dipotong oleh sang pemuda bersurai merah.

"tidak bisa apa-apa katamu? (m/n) adalah pekerja keras sehingga dia bisa bersekolah disini, tidak seperti dirimu yang hanya bergantung kepada harta orang tuamu"

"heh.. tidak kah itu ironis jika kau seorang ragnvindr yang mengatakannya?"

"tsk, memang benar tapi setidaknya aku tidak bertingkah kekanakan dengan sembarangan mengatakan hal yang tidak-tidak kepada orang lain, tidak seperti seseorang"

diluc berkata dengan nada sarkas, memberikan tatapan sinis kepada sang surai oranye yang tidak mau kalah juga memasang tatapan tajam, sebuah senyuman miring terpampang di wajahnya namun siapa pun tau bahwa senyuman tersebut bukan senyuman bersahabat sama sekali.

tidak dapat membalas, childe pun mulai mendekati diluc dan mencengkram kuat kerahnya membuat diluc terkejut namun ia tetap berusaha memasang wajah datar.

jika tidak ada siapapun childe sudah jelas akan melakukan kekerasan, dan diluc tau hal ini tapi ia tak gentar dan membalas childe dengan tatapan yang sama mengancam nya.

"kau-" belum sempat childe meneruskan, sepasang tangan kekar sudah menarik kerah belakang childe dan diluc sukses memisahkan mereka.

(m/n) menarik diluc ke belakang dan menatap tajam childe membuat sang surai oranye merinding.

"kau ini.. sehari saja tidak mencari masalah tidak bisa ya.." ucap (m/n) memberikan senyuman sinis kepada childe, childe yang merasakan tubuhnya mulai memanas berusaha memasang senyuman.

"o-oh? kau berani melawan hah? m-memang apa yang bisa kau lakukan?! menggoreng ku? hah!" ucap childe berusaha mengancam namun keringat dingin mulai bercucuran di wajah merah childe, semua ini bukan karena rasa takut melainkan rasa senang yang membuat jantungnya berdetak cepat karena adrenalin.

"kau- aku akan berurusan denganmu nanti"

(m/n) menyadari bisikan orang-orang disekitarnya ia pun berdecak kesal sebelum menarik pinggang diluc dan berjalan menjauh dari lapangan dengan diluc yang gelagapan.

"HEI-" childe berdecak kesal menatap punggung (m/n) dan diluc yang mulai mengecil dan akhirnya menghilang dari pandangannya.

"hmphh, setidaknya (m/n) marah" ucap childe sebelum akhirnya kembali bermain basket.

"(M/N) X DILUC KU BERLAYAR KYAAA"

"OMG KALIAN LIAT (M/N) PEGANG PINGGANGNYA DILUC TIDAK?!, KYAA SANGAT ROMANTIS"

"tsk padahal sedikit lagi, diluc mengganggu (m/n) x childe ku saja"

"WEE RASAIN TUH FANCLUB CHILDE"

"APA HAH?!"

"OI ITU CIWI CIWI BISA DIEM GA"

"LO MAU MATI HAH?!"

"m-maaf nyai.."

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

laik dan subrek untuk mendapatkan photocard (m/n) limitid edisyen.

𝐒𝐏𝐈𝐂𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐋𝐎𝐕𝐄! ── 𝐘𝐀𝐍!𝐆𝐈 𝐗 𝐌!𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang