Chapter 7

1.5K 101 7
                                    

Oi para beban author eaaa, canda cuyung

Kuy kuy liat si bucin sama si manja lagi.

Jangan lupa vote dan komen ya.

Jangan lupa main ke akun Lia na

lia_halmussd

Happy reading.

oOo

"si Galih jadi babysitter sekarang?" Bisik Vei pada Yudha dan Viki.

"Tau tuh, dah bosen jadi kang bengkel kalik." Sahut Viki.

Plang!

Suara obeng dilempat mengejutkan Viki, Vei dan juga Galih. Terlihat Yudha pergi begitu saja dari sana, entah apa yang terjadi padanya, terlihat dari raut wajahnya jika ia tengah dalam mood yang tidak baik.

"Eh... Malah tidur." Galih yang sedari tadi asik memperbaiki motor Vei tak sadar dengan sosok mungil di pangkuannya yang tertidur dengan kepalanya bersandar pada pundak lebar Galih.

Galih pun berdiri perlahan dengan tangan menahan tubuh Rangga yang tertidur ala koala, "Vik, lu lanjutin gih, gue mau bawa Rangga ke kamar dulu."

Viki bergegas bangun dan menggantikan Galih untuk memperbaiki motor Vei.

"Vik Vik... Galih nge homo ya?"

"Emang homo ege, kepo banget lu."

Vei ngerols eyes mendengar jawaban Viki.

"Kenapa sih lu kepo? Naksir lu ama tu bocah yang digendong Galih?" Tanya Viki tanpa menoleh ke arah Vei.

"Dih! Najis, cantik gini masak naksir homo." Cibir Vei.

"Hati-hati loh ama tu lidah, kena karma lu ntar nanges." Ejek Viki lalu bangkit, "nih becak lu dah kelar."

"Enak aja lu kata becak, nih motor hasil keringet gue belinya." Vei memberikan beberapa lembar uang kepada Viki.

Viki menyambutnya lalu menatap uang itu dan Vei bergantian, "nih duit bukan hasil lu nge-bo kan?" Ejek Viki yang sukses membuatnya mendapatkan makian dari Vei.

Ayo kita tinggalkan dua makhluk konyol itu dan beralih ke sebuah kamar, kamar yang hanya ada dua orang di sana, satu dari mereka tengah tertidur pulas dan satunya lagi tengah berdiri memandangi pria manis yang tengah tertidur, dengan bertelanjang dada dan handuk melilit dipinggangnya, menutupi area selatannya.

"Maafkan Mas ya Dek."

oOo

Pagi menyingsing langit malam, bintang-bintang pergi bersama sang bulan, tenggelam di ujung barat, tergantikan oleh sang baskara yang muncul perlahan dengan sinar terangnya.

"Dek bangun Dek..." Suara serak nan berat itu berbisik pelan ke telinga Rangga, "ayo bangun Dek, punya Mas udah bangun." Monolog Galih di akhir kalimat.

"Emh... Masih ngatuk loh Mas," Rangga mengelayut dan menggulung dirinya dengan selimut, masih betah tuh bocil tidur kek kebo.

"Kamu hasur kuliah loh Dek, hari ini katamu ada kuis bukan?" Galih perlahan membuka selimut itu, menampakkan wajah manis Rangga yang tertidur pulas.

"Kalau kamu manis gini bikin Mas jadi pengen ngegulung bumi aja rasanya, biar orang-orang gak bisa liat kamu, cukup buat Mas aja." Jemari jenjang itu mengusap pelan kening Rangga, menyibak poni yang menutupi alis hitam Rangga.

Galih & Rangga [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang