Chapter 22

1K 62 8
                                    

lia_halmussddan Putra balik lagi guys.

*****

Suara deru mesin mobil sport terdengar memecah kesunyian jalanan dini hari, mobil bewarna hitam metalik itu tampak melaju dengan kecepatan di atas kecepatan yang di sarankan pada rambu jalan tol, di dalam sana nampak seorang pemuda tampan dengan tatapan tajam bak elang menatap garang pada jalanan di depannya.

Pip!

"Halo Mas, udah sampai Jakarta?"

"Belum, Mas masih di tol, mungkin lima jam lagi baru sampai ke Jakarta." Sahut pemuda itu dengan tetap berfokus pada jalanan di depannya.

"Yo wes lah kalau gitu, besok Hendra sama Kak Daniel nyusul ke Jakarta, Mas Galih cari Rangga dan jelasin semuanya pelan-pelan, Rangga pasti ngertiin Mas kok."

Pip!

Tatapan tajamnya terus menatap ke arah depan, seolah ia ingin melenyapkan jarak yang ada di depannya agar ia dapat segera bertemu dengan kekasih mungilnya.

"Mas gak akan lepasin kamu, Dek." Ujarnya lalu menambah laju mobilnya lagi.

Di belahan pulau jawa lainnya, terlihat seorang pemuda tengah duduk di dalam sebuah mobil bus dengan sebuah tas bewarna merah yang ia peluk dan kedua telinganya disumpal headseat, kaca mata bulat yang bertengger di atas hidung membuatnya terlihat lucu, namun dibalik kaca mata itu terlihat cairan bening yang keluar dari mata dengan onix hitam yang berkilau, bibir ranum nan terlihat lembut itu terkulum ke dalam, lambat laun sungai ait mata terlihat membasahi pipi putih dan juga berisi.

Pip!

Pip!

Drt!

Sebuah nontifikasi yang berulang kali masuk pada ponselnya menarik diri pemuda itu kembali ke dunia, dilihatnya layar pipih yang sedari tadi ia pegang terdapat banyak pesan dan panggilan yang masuk, padahal baru saja ia meng-aktifkan kembali ponselnya tersebut sudah sebanyak itu pesan yang masuk. Manik hitam itu menatap lekat pada jejeran pesan yang terus masuk ke sana, bulir bening itu kembali jatuh dan kini mengenai layar ponsel yang di sana terlihat gambar dua orang pemuda yang saling melempar tatapan penuh cinta.

Flashback

"Dek, mau es krim gak?"

"Mau, yang rasa vanilla ya, Mas."

"Ok, tunggu di sini sebentar ya."

Senyum manis terukur di wajah manis pemuda tersebut, matanya menatap bahagia pada pria tinggi yang tengah mengantri untuk membeli sebuah es krim untuknya.

"Cakep banget laki gue, pasti ntar anak kami ganteng banget kek artis Korea." Senyuman aneh malah hadir di wajahnya.

Cup!

"Eh!?"

"Mikirin apa sih jadi senyum begitu? Mikirin Mas, ya?" ujung hidung keduanya saling bertemu, "atau mikirin apa yang kita lakuin malam tadi?"

"Mas Galih, jangan dibahas napa! Adek malu tahu!" Kesal Rangga dengan wajah memerah hingga ketelinga.

"Ih sok malu, padahal kamu desah keenakan malam tadi." Goda Galih lagi.

Galih & Rangga [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang