Chapter 17

1.1K 55 3
                                    

Yuhuuuuuu

Mamas Montir sama Dede Gemoy balik lagi nih

Mampir juga yuk ke akun  lia_halmussd

Happy reading

********

Tut!!!

Tut!!!

Tut!!!

Pemandangan berjalan terlihat dari jendela gerbong kereta, berbagai jenis pohon, rumah, maupun jalan raya terlewati dengan cepat oleh si ular besi. Sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta menjadi salah satu penumpangnya. Duduk berdua di salah satu kursi dengan gurauan yang mampu menguarkan tawa renyah.

 Duduk berdua di salah satu kursi dengan gurauan yang mampu menguarkan tawa renyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambar tempat duduknya, ya. Mereka pakai kelas ekonomi, jadi gini tempat duduknya)

Kemarin sang dominan mengajak submissivenya untuk pergi ke Yogyakarta, tempat kelahirannya juga sekaligus dimana keluarganya tinggal. Galih sangat bahagia saat mendengar jika Rangga bisa mengambil cuti selama satu minggu dan pergi ke Yogyakarta bersama dengannya.

"Perjalannya berapa lama sih, Mas?" Tanya Rangga membuka suara.

"6 jam lebih 15 menitan lah. Kalau tadi kita dari stasiun Pasar Senen lebih lama, 8 jam 30 menit.

"Emang tadi kita naik dari stasiun mana sih?"

Pletak!

"Kok nyentil." Rangga menatap Galih jengkel. Bagaimana tidak, semenya ini malah menjitak keningnya.

"Ya kamu sih kebangetan, masa gak tau tadi kita naik dari stasiun mana."

"Ya mana aku tahu, kan, aku tinggal ngintilin Mas, doang."

"Emang itik, kamu."

"Pacarnya Mas Galih, sih, bukan itik." Bibir Galih tertarik ke atas mendengar ucapan Rangga. Pacarnya gemesin, sih.

"Jangan terlalu ngegemesin Dek, gak baik loh."

"Gak baik kenapa?"

"Gak baik buat jantung, Mas. Detaknya gak ngotak nih."

Rangga menatap Galih datar, Mas pacarnya gak cocok kalau menggombal, basi.

"Gak tersipu gitu, Dek?" Galih menatap Rangga yang memalingkan wajahnya ke jendela.

Galih & Rangga [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang