Yuhuuu
I'm balik
Heppi riding ceunah
OoO
Langkah kaki memasuki pekarangan rumah minimalis, langkahnya terlihat gamang. Tanpa mengetuk pintu, ia memasuki rumah yang familiar baginya. Ia terus melangkah masuk hingga bertemu dengan sang tuan rumah.
"Udah pulang, Ga." Sapa wanita paruh baya yang berstatus ibu dari sang pemuda itu
Tak ada jawaban, pemuda itu diam, bahkan untuk berhenti melangkah pun ia enggan.
"Mama ngomong kok gak jawab Ga." Wanita paruh baya itu mengekori anaknya yang tengah berjalan menuju kamarnya.
"Rangga!" Seru wanita itu meninggikan suaranya. Ia tak suka putra semata wayangnya mengabaikannya.
Rangga berhenti melangkah, namun tubuhnya tak bergeming untuk sekedar berbalik.
"Terimakasih Ma." Ucap pemuda itu lirih.
"Makasih buat apa? Lagian kamu juga baru pulang, Nak." Wanita itu menyentuh lengan sang putra, namun ia terkesiap kala sentuhannya di hempaskan.
"Rangga, kamu kenapa? Pulang-pulang malah kasar gini sama Mama."
"Ma," panggil Rangga dengan nada dingin, hal itu membuat sang ibu tertegun. Putranya tak pernah berbicara dingin seperti ini padanya. "Makasih Ma, Mama udah berhasil membuat anak Mama satu-satunya ini hancur. Ah tidak, Rangga rasa, Rangga gak pantes disebut putra Mama. Nyatanya, Mama lebih milih ngehancurin hidup Rangga."
"Maksud kamu apa Rangga?" Jujur, Melinda sedikit bingung dengan maksud sang anak.
Rangga tersenyum sinis, "Mama pura-pura gak ngerti, ya."
Rangga berbalik, menatap dengan sorot mata kecewa pada wanita yang telah melahirkannya. "Bukannya ini yang Mama mau? Ngeliat Rangga pisah sama Mas Galih."
Sejenak Melinda tertegun.
"Mama seneng 'kan?"
"Mama ngelakuin ini semua buat kebaikan kamu, Nak." Wanita itu coba meraih tangan putranya tapi kembali ditepis kasar.
"Jangan pernah sentuh Rangga." Tandasnya menatap sengit pada wanita di hadapannya.
"Kamu kenapa jadi kasar gini sama Mama, Ga. Jadi begini 'kan kalau kamu bergaul sama homo itu."
"Sadar Ma, anak Mama ini juga homo, jika Mama lupa."
"Kamu gak homo, kamu kayak gini karena si brengsek itu yang maksa kamu kayak gini."
"Jangan pernah nyebut pacar Rangga brengsek, Ma. Bukannya disini Mama yang brengsek karena tega misahin Rangga dari Mas Galih." Rangga menatap ibunya nanar, "Rangga sayang banget sama Mama dan selalu mencoba ngebikin Mama seneng. Tapi ketika Rangga bisa nemuin kebahagiaan Rangga, kenapa Mama malah tega ngrenggut kebahagiaan Rangga. Apa ini cerminan seorang Ibu, Ma?"
"Mama jelas misahin kalian, karena kalian itu salah!"
"Cinta gak ada yang salah, Ma!" Balas Rangga tak kalah tinggi. "Cinta gak ada yang salah. Mungkin Mama nganggap ini menjijikkan, tapi bagi Rangga ini kebahagiaan Rangga. Bersama Mas Galih, Rangga ngerti apa itu cinta. Bersama Mas Galih, Rangga ngerti gimana caranya menghargai pasangan. Dan bersama Mas Galih, Rangga mendapatkan kebahagiaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Galih & Rangga [Terbit]
RomanceTerbit Kali ini Putra colabs dengan si fujo pecinta ramen @lia_halmussd