Yuhuuu Mas Galih dan Dek Rangga comeback oiii jangan lupa vote dan komennya yaw.
Jangan lupa juga main ke akun lia_halmussd yas, ramein juga di sana.
Ok happy reading.
******
Setelah Rangga berhenti menangis, Galih membawa pemuda mungil itu ke kamarnya.
"Masuk gih." Galih membuka pintu kamarnya.
"Ini kamar apa gudang sih." Mulut berbisa Rangga langsung berucap.
Ruangan yang di kata kamar oleh galih itu memang lebih bisa dikatakan gudang. Bagaimana tidak, jika beberapa tumpukan kardus ada di sudut kamar. Beberapa pakaian yang Rangga yakini milik Galih juga berserakan di lantai. Belum dengan bungkus makanan ringan dan rokok memenuhi lantai.
"Lu jorok banget sih. Bersihin!" Setelah mengatakannya, Rangga bergegas keluar. Dia yang memang suka dengan kebersihan enggan untuk masuk ke kamar yang lebih bisa disebut gudang.
'Lagi berantakan gitu mulutnya tetep wae berbisa. Sabar Lih, sabar. Wong sabar disayang Gusti Allah.'
(Note : wong sabar disayang Gusti Allah. Itu bahasa Jawa yang artinya orang sabar di sayang Allah.)
Galih mengelus dadanya sendiri. Mau heran, tapi ini Rangga.
Tak butuh waktu lama bagi Galih membersihkan rumahnya. Yah, dia menggunakan jurus andalannya. Mengumpulkan semua di sudut ruangan dan ditutup dengan kardus.
"Sini masuk."
"Udah bersih emang?"
"Udah."
Rangga segera masuk ke kamar. Sebenarnya dia butuh istirahat. Apalagi kepalanya sedikit pusing karena mabuk.
"Kamu mandi dulu gih. Tuh kamar mandinya disana." Galih memberikan handuk pada Rangga yang hanya ditanggapi dengan anggukan.
Setelah Rangga masuk ke kamar mandi, Galih menyiapkan baju ganti untuk Rangga. Pemuda jangkung itu juga menyiapkan segelas teh hangat dicampur dengan madu. Dia tahu jika pemuda mungil yang ada di dalam kamar mandinya itu sehabis mabuk.
"Lama banget tu bocah mandinya."
"Cek aja deh."
Galih berjalan ke arah kamar mandi. Mengetuk pintunya beberapa kali.
Knock knock.
"Dek, udah belom to mandinya?" Tanya Galih, namun tak ada jawaban dari dalam.
Samar-samar Galih mendengar isakan tangis seseorang.
"Dek." Sekali lagi Galih mencoba memanggil Rangga. Namun tetap tak ada jawaban.
"Mas masuk ya Dek."
Galih segera masuk meski tak ada jawaban dari dalam.
"Dek. Kamu kenapa?"
Galih langsung mendekat pada pemuda mungil yang berdiri di bawah shower yang menyala. Bahkan pakaiannya masih melekat di tubuhnya. Tubuh mungil itu bergetar hebat. Isak tangisnya juga terdengar pilu. Dan entah kenapa hati Galih terasa ngilu mendengar isakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galih & Rangga [Terbit]
RomanceTerbit Kali ini Putra colabs dengan si fujo pecinta ramen @lia_halmussd