Chapter 11

1.4K 96 19
                                    

Hallo hallo buciners

Mamas montir dan Dedek gemoy balik

Jangan lupa boom vote dan komennya ygy

Ramein juga akun lia_halmussd

Happy reading guys.

🧋🧋🧋🧋🧋🧋

"Dek..." Galih menahan tubuh Rangga yang kembali ingin menciumnya, "k-kamu kenapa?"

Brug!

Rangga mendorong tubuh Galih kasar sehingga Galih tertelentang di kasur, lalu dengan kasarnya mulut Rangga menyambar leher Galih, menyedot serta mengigit leher itu kuat hingga membuat Galih berdesis karenanya, tangan Rangga masuk ke dalam handuk yang menutupi bagian bawah tubuh Galih, dipegang kejantanan Galih yang sudah menegang sempurna, diurutnya serta sesekali diremasnya kuat, membuat Galih desahan mulai keluar dari mulut Galih.

"D-Dek akh!" Galih mendesah kala jakunya digigit oleh Rangga, dengan kasar mulut Rangga menjamah leher tersebut, aroma maskulin dan kasturi khas tubuh Galih membuat Rangga kian terbuai.

"Dek sudah Dek... Ukh... Dek!" Galih mendorong tubuh Rangga kuat hingga terpental ke belakang. Namun, Rangga malah kembali mendekat dan hendak mencium leher Galih lagi, akan tetapi Galih lebih dulu menangkup kedua pipi Rangga dan menariknya pelan lalu kencium bibir ranum itu, hanya sebuah ciuman lembut dan penuh kasih sayang, 

Dilumatnya bibir seranum cherry itu, rasa manis terasa kala bibir Galih menyesap bibir tipis milik Rangga, diisapnya bergantian bibir atas dan bawah. Tangannya memeluk tubuh Ramping itu mesara dari balik baju kaos Rangga, mengusap kulit lembut Rangga yang membuat darah Galih mendidih seketika.

"Dek..."

"Iya Mas?" 

Kedua mata itu saling bertemu. Rangga mendongakkan kepalanya menatap wajah tampan galih, perlahan ia dekatkan bibir mereka kembali.

"Mas.."

Ucapan Galih terhenti kala Rangga menjulurkan lidahnya dan menjilat bibir Galih. Galih tersenyum, ia sedikit menunduk dan mengeluarkan ujung lidahnya, siapa sangka jika Rangga mengerti dan menyambut lidah tersebut, dua lidah itu saling menjilat dan melilit, bertukar saliva di luar mulut, dua daging tak bertulang nan basah itu saling beradu di luar sana.

"Ouch!" Rangga mengaduh sakit kata Galih terlalu kuat menggigit lidahnya.

"Eh! Maaf Dek." Dengan spontan Galih mengusap lidah itu dengan jemarinya, "maafin Mas ya."

Rangga menggeleng, ia menunduk malu, wajahnya memerah hingga ke telinga, tangannya madih setia mengalung di leher Galih.

"Dek."

Suara lembut Galih seolah menyadarkan Rangga, Rangga duduk di atas pangkuan Galih, dengan tangan turun mengusap lengan kekar Galih yang memegangi pinggang rampingnya. Kedua mata itu saling bertemu, tatapan sayu Rangga bertemu dengan tatapan teduh Galih, pancaran cahaya terpancar dari kedua manik hitam itu, dengan cahaya redup ruangan itu, dua insan itu mencoba untuk saling mengutarakan rasa lewat tatapan mata.

"Mas..." Panggil Rangga lembut, "Mas Galih."

"Ada apa De?" Galih masih setia memegangi pinggang ramping itu.

"Boleh gak kalau Mas jadi milik Rangga?"

Galih mengerutkan keningnya, "kamu kenapa? Cerita deh sama Mas." Galih hendak menjauhkan diri Rangga dari pangkuannya, akan tetapi Rangga menolaknya.

Galih & Rangga [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang