Bab 3. BASKET

175 137 75
                                    

Keesokan, matahari bersinar terang di langit biru saat jam istirahat tiba. Suasana kelas yang biasanya riuh dengan obrolan dan tawa, kini sedikit berbeda. Nisha masuk ke kelas dengan langkah yang tergesa-gesa, wajahnya menunjukkan kebingungan. Dia mendekati Lily yang sedang memakan bekal makan siang yang ia bawa dari rumah.

"Lily, gua ada masalah nih," ucap Nisha, suaranya terdengar serak karena kegelisahan. "Ardian tiba-tiba bilang ada pertandingan bola basket hari ini. Gua pengen banget nonton karena kak Ravindra juga main."

Lily menatap Nisha, bisa melihat kekecewaan yang bercampur dengan antusiasme di matanya. "Oh, itu pasti seru. Tapi janji belajar bareng gimana?" tanya Lily dengan nada yang penuh pengertian.

Nisha menggigit bibirnya, jelas terbagi antara dua pilihan. "Iya, itu dia dilemanya. Gua pengen nonton pertandingan, tapi juga gak mau ingkar janji sama lo."

"Pertandingan apa?kapan pertandinganmya? " Tanya lily

"Pertandingan bola basket, Lily. Hari ini jadwalnya sparing sama sekolah lain, gua gak tau detail waktunya kak Ardian belum ngasih tau jam nya, gimana ini Lily." Nisha

Lily tersenyum lembut, mencoba menenangkan temannya. "Yaudah gini aja Nish, kita sekarang nonton pertandingan aja dulu  hari ini untuk belajar lain kali. Juga bisa. Biar lu bisa dukung Ardian dan kak Ravindra. Gua ngerti kok."

Nisha tampak lega mendengar kata-kata Lily. "Beneran? Makasih banget, Li! Gua janji bakal ganti waktu belajar kita."

Dengan itu, Nisha yang ingin berlari keluar kelas tiba tiba berhenti saat ponselnya bergetar, sebuah pesan baru muncul di layar. Dengan cepat dia membuka pesannya dan sebuah senyum merekah di wajahnya. "Lily, Ardian bilang pertandingannya setelah sekolah nanti!" serunya, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.


Lily menoleh, menutup bekal makan siangnya, dan memandang Nisha. "Oh, berarti kita bisa belajar sekarang, kan?" tanyanya sambil mengambil kotak makan siangnya.

"Oh iya, bener juga. Gas lah belajar! Setelah ini kita bisa langsung ke lapangan basket pulang sekolah nanti," kata Nisha, sudah bersemangat dengan rencana barunya. "Eh iya, lu ikut nonton kan nanti?"

"Nggak dulu deh, Nish. Gua mau bantuin ibu gua di rumah," jawab Lily.

"Ikut aja ih, banyak cowok cakep loh. Ntar gua kenalin deh," bujuk Nisha.

"Secakep Cha Eun-woo nggak?" tanya Lily sambil tersenyum.

"Lily, kalau mau ngebandingin yang selevel lah..." protes Nisha.

"Hahaha, yaudah deh, iya gua ikut tapi gua bilang ke ibu gua dulu," kata Lily yang akhirnya mau ikut.

"Beneran kan? Sip lah kalau gitu. Yuk langsung belajar aja, sebelum ada guru jam selanjutnya masuk," ajak Nisha.

Mereka berdua lalu menghabiskan waktu istirahat itu dengan belajar bersama, mempersiapkan diri untuk ujian yang akan datang. Sesekali, Nisha tidak bisa menahan diri untuk berbicara tentang pertandingan yang akan datang, tetapi Lily hanya tersenyum dan mengingatkan Nisha untuk fokus.

.
.
.
.
.

Dengan suara bel yang menandakan akhir dari hari sekolah, suasana kelas menjadi ramai dengan siswa-siswa yang bersiap untuk pulang. Nisha, dengan semangat yang membara, hampir melompat dari tempat duduknya, matanya berbinar-binar menantikan pertandingan bola basket yang akan segera dimulai.

Vignet : Kilas Waktu dalam Kata-kataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang