Ravindra menatap ke depan, tenggelam dalam pikirannya. Dia tidak menyadari bahwa Laura sedang memainkan permainannya dengan sangat hati-hati. Meskipun sepertinya dia hanya berempati, dia sebenarnya sedang menanam benih keraguan dalam benaknya, menyiapkan rencana untuk memanfaatkan situasi ini demi keuntungannya sendiri.
Laura pun berdiri dengan senyum manis. "Gue cuma pengen lo tau, lo nggak sendirian. Gue di sini, kalo lo butuh temen ngobrol." Dia melangkah pergi, meninggalkan Ravindra dengan pikirannya sendiri, dan dengan senyuman penuh kemenangan yang tersembunyi di wajahnya. Dia tahu, langkah pertamanya telah berhasil.
Sore itu, Ravindra tetap diam di tempatnya, memandangi matahari yang mulai tenggelam. Meski ia merasa sedikit tenang setelah berbicara dengan Laura, di dalam dirinya, ada rasa cemas yang semakin menguat. Dia tidak tahu, namun dia mulai tergelincir ke dalam perangkap yang dipasang Laura, perlahan-lahan kehilangan kendali atas persahabatannya sendiri.
✎ᝰ.
Keesokan harinya, suasana sekolah terasa hangat berkat sinar matahari pagi yang cerah. Namun, bagi Chris, hari itu tidak seindah biasanya. Baru saja sampai di parkiran, harapannya untuk memperbaiki hubungan dengan Ravindra terasa sedikit pudar begitu dia melihat motor Kawasaki Ninja 250 FI milik sahabatnya meluncur masuk. Senyum Chris yang tadi terukir di wajah, perlahan memudar.
Ravindra turun dari motornya dengan gerakan kaku dan dingin, melepas helm hitamnya dalam satu tarikan, memperlihatkan rambutnya yang sedikit acak-acakan. Wajahnya, datar dan kosong. Namun, ada yang berbeda kali ini-sorot matanya yang biasanya hangat terasa berat, seolah menyimpan beban yang Chris tidak mampu pahami sepenuhnya. Saat tatapan mereka bertemu, Ravindra hanya memberinya pandangan dingin, seperti pisau yang menusuk tepat ke hati Chris.
Chris terdiam, terpaku, tidak tahu harus berkata apa. "Rav..." bisiknya dengan penuh keraguan, mencoba memulai percakapan yang terasa lebih sulit dari sebelumnya. Namun sebelum dia sempat menyelesaikan kata-katanya, Ravindra sudah memalingkan muka, menaruh helmnya di atas motor, dan berjalan pergi tanpa sepatah kata pun. Tidak ada ucapan, tidak ada anggukan. Hanya keheningan yang menusuk.
Dadanya sesak. Chris tahu, mereka sering bertengkar, tetapi tidak pernah terasa seperti ini-sedingin ini. "Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Chris pelan, lebih kepada dirinya sendiri. Rasanya seperti dikhianati, namun dia tidak tahu oleh apa atau siapa.
Di kejauhan, dari balik pintu kaca sekolah, Laura mengamati semuanya dengan senyum tipis penuh kepuasan. Bibirnya tertarik ke samping, seperti predator yang menikmati kehancuran yang sedang ia rancang. Semakin besar keretakan antara Chris dan Ravindra, semakin dekat ia pada tujuannya.
Chris tak ingin tinggal diam. Dengan langkah cepat, ia mengejar Ravindra yang sudah menghilang ke dalam gedung sekolah. Melintasi lorong yang ramai dengan siswa lain, dia mencari sosok sahabatnya di antara kerumunan, namun Ravindra sudah lenyap di lautan wajah-wajah asing.
Amarah mulai mendidih dalam diri Chris, tetapi dia tahu, jika dia tidak segera berbicara dengan Ravindra, persahabatan mereka mungkin akan hilang untuk selamanya.
Sementara itu, Ravindra berjalan cepat menuju kelasnya, pikirannya terbelit dalam amarah dan rasa frustrasi. Langkahnya semakin berat, namun langkah itu terhenti saat Laura muncul di sampingnya dengan senyum ramah yang terasa palsu.
"Rav, lo kelihatan nggak oke," kata Laura dengan nada yang terdengar penuh perhatian, tapi ada sesuatu yang jahat bersembunyi di balik tatapannya. "Gue bisa ngerti kalau lo lagi kesel sama Chris. Kayaknya dia sekarang terlalu sibuk sama Lily, ya?"
Ravindra diam, menatap lurus ke depan. Namun, kata-kata Laura berputar di kepalanya, memicu sesuatu di dalam dirinya.
Melihat Ravindra tak merespon, Laura melanjutkan dengan nada lebih lembut, namun manipulatif. "Lo udah lama temenan sama dia, tapi sekarang... kayaknya dia lebih milih Lily, ya? Nggak kayak dulu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vignet : Kilas Waktu dalam Kata-kata
Teen Fiction⚠️typo bertebaran, akan hilang nanti jika di revisi⚠️ Status :on going Sinopsis : Lily Allen Veronica kehilangan sebagian besar ingatannya setelah kecelakaan tragis saat berusia tujuh tahun. Peristiwa itu tidak hanya meninggalkan kekosongan dalam in...