SANG BARA | 02

2.9K 186 7
                                    

Hari ini hari Senin, itu berarti akan di laksanakan upacara bendera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini hari Senin, itu berarti akan di laksanakan upacara bendera. Para murid mulai sibuk menyiapkan perlengkapan upacara seperti topi dan dasi, lalu memeriksa pakaian mereka.

Tidak seperti yang lain, Bara dan sahabatnya hanya santai meski seragamnya masih berantakan dan tidak masuk ke dalam, lalu tidak ada yang memakai dasi dengan benar kecuali Svarga.

Hanya Svarga yang rapih di sana, dasi terpasang rapih, baju masuk dan sangat licin, serta wangi dari tubuhnya yang sangat menyegarkan.

Bara malah mengikatkan dasinya di kening, lalu kancing seragam terbuka di bagian atas.

Bilal cukup rapih, namun dasinya sangat longgar, ia hanya perlu merapikan dasinya dan juga bajunya.

Begitupula dengan Jeksa, ia malah memakai topi kearah belakang dan menggigit dasinya karena tidak paham cara pasang dengan benar dan malah menjadikan dasinya sebagai bahan untuk menjahili teman-temannya kelasnya.

Lain halnya dengan Prakash, ia sangat berantakan. Rambut acak-acakan, dasi ia gantung bebas di leher, kancing baju terbuka semua, celana abu-abunya robek di bagian lutut dan ia memakai kaus kaki warna abu-abu. Topi? Ia bahkan tidak membeli topi di semester ini.

"Rapiin seragam, kita upacara," ujar Svarga mengingatkan teman-temannya.

"Gue bakal di hukum sendirian, nih?" tanya Baron menatap malas pada tubuhnya sendiri. Ia tidak membawa topi dan memakai kaus kaki berwarna abu-abu.

"Tenang, ada gue," ujar Prakash kelewat santai.

Jeksa tersenyum manis. "Tapi beliin es cekek, ya."

"Gue beliin yang rasa jeruk peras," ujar Baron membalas senyum Jeksa dan menyebut minuman kesukaan temannya.

"Mantap," ujar Jeksa yang langsung memasukkan dasinya ke dalam tas.

"Gue yang mangga," ujar Bilal melempar topinya ke dalam laci.

"Gue mau pop ice, biar lebih mahal," ujar Bara ikut melempar topinya ke dalam tas.

Svarga menghela napas pelan, ia menatap mereka dengan pandangan tak terbaca, namun ia menyimpan topinya ke dalam tas hingga mereka semua tersenyum senang.

"Karena lo gak minum es cekek, gue beliin air mineral botol yang berasal dari air pegunungan asli," ujar Prakash merangkul Svarga. Sebagai informasi, Svarga tidak pernah minum minuman jenis apapun kecuali air mineral saat di kantin. Bahkan ia mau minum jus yang di buat di rumahnya sendiri.

Kelima siswa itu berjalan santai menuju lapangan, tak membuang waktu untuk menuju barisan kelas, mereka langsung berbaris di barisan para pelanggar ketertiban.

Karena posisinya berada di ujung barisan, mereka lebih dekat dengan barisan para kelas 10. Para murid kelas 10 terlebih perempuan berlomba-lomba baris di depan agar bisa melihat lima siswa tampan itu, bahkan ada yang berlagak dan bertingkah agar di lihat oleh kakak kelasnya itu.

SANG BARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang