SANG BARA | 08

1.4K 130 17
                                    

Malam ini SMA Griana Beksa masih sangat ramai di isi para murid laki-laki yang berjaga disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini SMA Griana Beksa masih sangat ramai di isi para murid laki-laki yang berjaga disana. Anak osis tidak pulang, begitu juga anak-anak Revigsa. Karena besok acara puncak, mereka takut jika ada kerusuhan yang kembali terjadi.

"Udah bikin kopi tapi kok masih ngantuk, eh ternyata kopinya belum di minum," celetuk Jeksa membuat anak-anak Revigsa di lantai dua tertawa.

"Emang bloon," ujar Baron tertawa.

"WOY! YANG DI ATAS SANA AMAN, GAK? AWAS DI CULIK MBA-MBA RAMBUT PANJANG!!" teriak Jeksa pada anggota yang berjaga di lantai tiga.

BRAKKK

"HUWAAAAAA!!!"

"APA TUH??"

"ANJING."

"HANTUUUU!!"

Suasana jadi ramai, anggota yang berada di atas langsung berlari turun ke lantai dua. Bahkan Jeksa yang baru saja berteriak langsung pucat dan merapatkan tubuhnya pada Bara.

"Heh, kenapa?" tanya Bara berdiri.

"Ada kursi jatuh, bang," ujar Abra pucat.

"Tam, lo oke?"

Mereka memusatkan perhatian pada Tama, remaja itu tidak bergerak dan malah memejamkan matanya.

Bara menghampiri Tama. "Tam, istighfar, Tam."

"Hikss.."

Deg

Mereka semua terdiam, Tama menangis seraya menunduk. Tubuh Bara menegang namun ia berusaha untuk tenang.

"Gak apa-apa, istighfar aja. Astaghfirullahaladzim," ucap Bara. "Yang lain jangan ngelamun, istighfar banyak-banyak."

Bilal berdiri, ia menepi dan menatap kearah atas untuk memastikan sesuatu lalu mendekat kearah Tama. Ia membaca sebuah ayat Al-Qur'an yang ia baca dalam hati namun mulutnya komat-kamit.

"Cewek, bang," isak Tama membuat teman-temannya makin ketakutan.

"Iya, gak apa-apa. Dia gak ganggu."

"Astaghfirullahaladzim. Jangan gitu lagi, bang," kata Tama menegur Jeksa.

Jeksa makin pucat, pikirannya berkecamuk dan ia semakin takut. "Maaf ya Allah."

"Gak apa-apa, namanya juga sekolah, di semua tempat pasti ada," kata Bilal amat tenang.

"Kenapa?" tanya Prakash pada Baron yang diam saja, Prakash tertawa geli dan merangkul Baron karena ia tahu jika Baron sangat penakut.

"Teman-teman, jangan di pikirin. Itu teguran biar kita jaga sikap. Jangan takabur makanya, jaga ucapan, selalu ingat Tuhan," kata Bara menepuk pundak Jeksa menenangkan.

Tak lama kemudian Nathan datang bersama Rian.

"Kenapa?" tanya Nathan.

"Gak apa-apa," jawab Bara. "Gimana di bawah, aman?"

SANG BARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang