SANG BARA | 03

2.4K 165 19
                                    

Bara yang sedang berkendara di gelapnya malam dengan penerangan dari lampu motornya harus berhenti saat melihat seorang perempuan sedang di ganggu oleh dua preman, tanpa basa-basi Bara langsung menerjang salah satu preman hingga terpental

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bara yang sedang berkendara di gelapnya malam dengan penerangan dari lampu motornya harus berhenti saat melihat seorang perempuan sedang di ganggu oleh dua preman, tanpa basa-basi Bara langsung menerjang salah satu preman hingga terpental.

"Woy, jangan ikut campur," maki salah satunya pada Bara.

Bara menyeringai, ia melepas helmnya lalu menggebuk preman itu dengan helm hingga terpekik keras. Tidak sampai disitu, Bara juga memberikan tendangannya hingga preman itu lari ketakutan.

Ketika Bara berbalik dan melihat orang yang ia tolong, Bara sedikit terkejut. Ia memberikan tas Diora dengan canggung.

"Diora," gumam Bara.

"Makasih," ujar Diora mengambil tasnya.

"Lo oke?" tanya Bara.

"Oke," jawab Diora.

Bara menelisik wajah gadis itu, ia sempat melihat jika Diora melawan dua preman tadi dengan baik. Gadis ini memiliki ilmu bela diri yang lumayan, itu yang Bara pikirkan.

"Lo ngapain malam-malam disini?"

"Dari luar, mau pulang," jawab Diora seadanya.

Bara menghela napas pelan. "Ayo," kata Bara melangkah menuju motornya.

Diora tidak bergerak, ia menatap Bara dengan rasa bingungnya.

"Gak mau ikut?" tanya Bara memasang kembali helmnya. "Oke, gue pergi."

Diora segera menghampiri Bara, ia naik ke motor Bara dan mereka segera pergi dari sana. Diora menunjukkan jalan menuju rumahnya, sepanjang perjalanan tidak ada percakapan, Bara fokus pada jalanan sedangkan Diora juga diam dan melamun sendiri.

"Sampai, mba," ujar Bara menghentikan motornya.

"Makasih, Bar," ucap Diora tulus.

"Senang bisa bantu lo," jawab Bara tersenyum dibalik slayer hitam yang menutupi separuh wajahnya. "Gue balik."

"Hati-hati."

Bara mengangguk lalu melajukan motornya pulang ke rumah.

Keesokan harinya, Bara baru keluar dari gerbang rumahnya, ia mengendarai motornya menuju sekolah. Kacamata hitam dan slayer hitam yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya karena helm yang ia gunakan tidaklah memiliki kaca.

Sesampainya Bara di sekolah, ia segera memarkirkan motornya dan melirik motor-motor temannya yang sudah rapih di barisan motornya.

Belum sempat Bara sampai di tangga sekolah, ia sudah melihat Diora memasuki gerbang, entah mengapa ia malah berhenti seakan menunggu gadis itu.

"Pagi, Bar," sapa Valerie menghampiri Bara.

"Pagi," jawab Bara seadanya.

"Lo sibuk gak hari ini? Jalan, yuk." Valerie mengajak Bara dengan antusias dan penuh harap.

SANG BARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang