SANG BARA | 16

1K 99 15
                                    

WMI ramai di malam ini, anak-anak Revigsa berkumpul hingga membuat jalanan di penuhi motor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WMI ramai di malam ini, anak-anak Revigsa berkumpul hingga membuat jalanan di penuhi motor. Untung saja jalanan searah itu memang jarang di lewati, karena memang lokasinya yang berada di belakang sekolah.

"Baron mana, Jek?" tanya Roza.

"Bilangnya gak mau, eh diam-diam nyari juga," cetus Jeksa melirik Feroza.

"Apa sih, berisik lo," ketus Roza.

"Intinya mah apapun makanannya, minumnya tetap ludah sendiri," cetus Prakash tertawa.

Roza mendelik. "Gue nanya karena mau balikin jaket dia, lo semua nyebelin banget sumpah."

"Kok jaket Baron bisa di lo, Za?" tanya Bilal heran.

"Kepo," ketus Roza memilih duduk kembali bersama teman-temannya.

"Selagi Baron masih suka, mending terima. Nanti dia pergi, lo nyesal," ujar Jeksa sedikit keras agar Roza mendengar.

"Biasanya emang harus nyesal dulu, Jek," timpal Prakash terbahak.

"Hidup emang penuh penyesalan, kalau pegadaian itu anak BRI," cetus Bilal ikut tertawa.

"Emang pegadaian anak BRI?" tanya Jeksa heran. "Nikah sama siapa dia?"

"Kepo banget urusan rumah tangga orang," cetus Bara yang sedari tadi menyimak.

"Iya deh yang udah punya rumah tangga," cibir Jeksa melirik Bara dan Diora. "Ngomong-ngomong bu bos gak laper? Disini banyak makanan. Ada segala jenis mie, ada nasi, ada ubi, ada keju, dan ada aku."

"Apa sih, Jek?" cibir Bilal meraup wajah Jeksa dengan tangannya. "Di bantai Bara baru rasa."

"Gue lagi baik, Lal, dia aman," kata Bara tersenyum miring.

"Mas Bara gak akan kasar sama aku," ujar Jeksa mengedipkan matanya pada Bara.

Bara berekspresi muntah, sedangkan Jeksa hanya tertawa.

Tak lama Baron datang. "Malam beban dunia! Apa kabarnya?"

"Tadi baik, setelah lihat lo jadi buruk," jawab Jeksa membuat mereka yang ada di sana tertawa.

Baron menjitak kening Jeksa sebelum mengambil tempat duduk di samping Bilal. "Bar, ngopi di situ, yuk," ajak Baron mengambil kopi Bilal lalu berdiri lagi.

"Kopi gue, nyet," ketus Bilal.

Bara menatap Baron sebelum berdiri. "Aku cari angin bentar," ujar Bara sebelum mengecup puncak kepala Diora dan mengambil kopinya.

"Dih, bandit kali lah dia," ketus Jeksa berpindah dan duduk di samping Diora. "Ibu bos sama kita dulu, ya. Bapak-bapak lagi mau bahas piket ronda."

Diora tertawa kecil, namun pandangan terarah ke Bara dan Baron yang duduk di kursi bawah pohon jambu, bahkan anak-anak yang duduk di sana tadi sudah di suruh pindah.

SANG BARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang