SANG BARA | 22

1K 113 19
                                    

"Bara!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bara!"

Panggilan tersebut menghentikan langkah Bara, remaja bertubuh tinggi dan besar itu berbalik menatap sang mantan kekasih.

"Mau pulang?" tanya Diora tersenyum.

Tatapan dingin di berikan untuk Diora, Bara seakan tak senang melihat keberadaan gadis itu.

"Bar, mau kemana? Pulang atau WMI?" tanya Diora lagi.

"Rumah Amora," jawab Bara berlalu pergi.

Diora mengejar Bara. "Mau ngapain ke rumah Amora?"

"Kepo banget lo," sinis Bara.

Hap

Diora menggenggam pergelangan tangan Bara hingga laki-laki itu berhenti. "Aku chat kamu semalam tapi gak kamu balas, aku telpon gak kamu angkat. Aku mau ngomong, Bar."

"Lo udah ngomong."

"Iya, tapi aku mau bicarain hal lain."

"Ogah, ngomong sama tembok sana," ujar Bara melepas tangan Diora dan kembali melangkah.

Melihat itu, Diora kembali mengejar Bara. "Bara aku masih pacar kamu," ujar Diora membuat langkah Bara terhenti.

Bara menatap wajah Diora dengan tajam, namun ia malah tersenyum miring seakan mengejek gadis di hadapannya.

"Segitu cintanya lo ke gue, hah? Oh atau lo masih mau lanjutin rencana busuk lo itu?" tanya Bara sarkas.

"Iya, aku cinta, maka dari itu aku gak mau putus," kata Diora membalas tatapan Bara.

"Kita udah putus, jangan ganggu gue." Bara kembali melangkah.

"Kalau pacaran butuh persetujuan dua pihak, itu berarti putus juga harus ada persetujuan dari dua pihak," kata Diora membuat Bara menghentikan langkahnya namun tidak berbalik sedikitpun. "Kamu minta aku jadi pacar kamu dan aku setuju, setelah itu kita resmi pacaran. Hari itu kamu minta putus tapi aku gak setuju, itu berarti kita gak putus."

Tidak ada jawaban dari Bara, laki-laki itu mengepalkan tangannya dengan hati yang sangat bimbang.

"Bara, aku gak terima kata putus dari kamu," ujar Diora pelan.

"Terserah," ujar Bara lalu pergi meninggalkan Diora.

Diora hanya diam, ia memperhatikan Bara yang mengendarai motornya keluar gerbang sekolah.

"Jangan bengong di sekolah, mba, ntar kerusupan."

"Kesurupan, bego," koreksi Bilal memukul leher belakang Jeksa.

Jeksa tertawa, ia berdiri di samping Diora yang sedang terdiam melihat kedatangan Jeksa, Bilal dan Svarga.

"Di bilang jangan bengong malah bengong," ujar Jeksa menjentikkan jarinya di depan mata Diora.

SANG BARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang