#TUAN RUMAH GRIANA BEKSA
Sang Bara, julukan yang di berikan pada remaja laki-laki bernama Baradatu Khatulistiwa. Ketua dari geng bernama REVIGSA atau singkatan dari Revolusi Griana Beksa. Bara menjadi yang paling di segani dan dia membawa nama Revig...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Cepetan, Jek. Ambil dua lagi!!"
"Cepetan-cepetan, lo kira enak manjat pohon," ketus Jeksa pada Baron yang berdiri di bawah.
"Ambil yang itu tuh, yang gede," kata Prakash mengabaikan omelan Jeksa.
Jeksa mendengkus kesal, ia berusaha mengambil buah mangga mengkal yang ada di depan WMI. Dari sekian banyak anggota yang ada, hanya Jeksa yang menjadi kandidat terkuat untuk menaklukkan pohon mangga Mba Ina.
"Tangkap," kata Jeksa melempar satu buah mangga ke bawah.
"Jek, yang itu tuh," ucap Bilal ikut menunjuk.
"Anying, bantu manjat kek lo pada," ketus Jeksa dengan hati dongkol.
Teman-temannya yang ada di bawah hanya tertawa melihat Jeksa.
"Buruan, Jek, sebelum mba Ina sadar," jata Bara berkacak pinggang seperti bapak-bapak.
"Bang, gue minta juga dong," ucap Agha mendongak.
"Manjat sendiri," ketus Jeksa masih bergelantungan di atas.
"Yah, bang. Gue gak bisa manjat," kata Agha melemaskan bahunya.
Agha membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah teman-temannya. "Mau itu, Al," lirih Agha pada Aldevaro.
"Ambil," kata Aldevaro singkat.
"Gak bisa. Abra, ambilin mangga buat gue."
Abra yang sedang menyeruput kopinya menoleh dan merotasikan matanya. "Minta sama Atharya sana."
"Mana bisa gue manjat, baju gue putih," kata Atharya menolak, karena memang mereka semua masih menggunakan seragam sekolah.
Agha menyerah, ia memilih menepi dan menatap Jeksa dengan pandangan melas. Harap-harap jika seniornya itu mau berbaik hati.
Tepat saat itu, sebuah mobil mewah berhenti di barisan motor-motor anak Revigsa. Tanpa menebak, mereka juga tahu jika pemilik mobil itu Diora karena atap mobilnya terbuka dan menampilkan gadis itu bersama Riona.
Bara bersiul ketika Diora menghampirinya. Namun Diora dan Riona malah menatap Agha heran.
"Lo kenapa menyendiri?" tanya Riona.
Agha mendongak. "Mau ngambil mangga tapi gak bisa manjat."
"Jek, temen lo minta satu," kata Riona.
"Susah woy, gue takut ini. Kalau gue jatuh terus ketampanan gue berkurang gimana?" tanya Jeksa berniat turun tapi ia memilih untuk duduk dulu di salah satu dahan, kakinya terasa lemas.
Riona mendongak menatap pohon besar itu, hingga tiba-tiba sebuah mangga jatuh dan menggelinding kearah Agha.
"Tuh, udah ada," kata Riona tersenyum dan menepuk-nepuk kepala Agha.