SANG BARA | 25

1.1K 114 47
                                    

Motor Bara melaju kencang menuju rumah Riona, ia mendapat pesan dari gadis tersebut jika Raga datang dan Riona tidak senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Motor Bara melaju kencang menuju rumah Riona, ia mendapat pesan dari gadis tersebut jika Raga datang dan Riona tidak senang.

Ketika sampai, Bara mendengar suara keributan di dalam.

"Kalau ayah tau semua dari awal, kenapa ayah diam aja?"

"Ona, ayah tidak bisa berbuat apapun, semua sudah terjadi."

"Ayah egois."

"Riona, maafkan ayah."

"AYAH BUAT ONA KEHILANGAN IYOS DAN IBU. AYAH TINGGALIN ONA, IYOS TINGGALIN ONA DAN IBU JUGA TINGGALIN ONA. KALIAN SEMUA PERGI!!!"

"Riona, ayah minta maaf. Ayah akan tebus kesalahan ayah."

"ENGGAK."

"PERGI!!"

Bara hanya diam di depan pintu, tatapannya lurus pada Raga yang berlutut di depan Riona sedangkan gadis itu menangis dan memaki Raga.

"Iyos tau kondisi ibu," ucap Raga pelan. "Dia yang minta ayah untuk gak kasih tau Ona. Dia gak mau Ona dan ibu makin hancur."

"Sekarang Ona udah hancur."

"Ayah tau dimana Iyos tinggal selama ini, ayah tau kalau Ona di Jakarta juga. Ayah sering jenguk ibu tanpa sepengetahuan Ona," lirih Raga membuat Riona terdiam.

"Ayah juga yang selalu bayar setengah biaya rumah sakit ibu biar Ona gak curiga," tambah Raga.

"Jadi ayah adalah alasan kenapa ibu selalu mau bunuh diri?" gumam Riona miris.

Raga menggeleng cepat. "Setiap ayah datang, ibu selalu tenang."

"Bohong. Ibu semakin parah tiap harinya," sela Riona cepat.

"Ibu ingin bunuh diri bukan karena bertemu ayah, tapi dia mau bertemu Iyos," ucap Raga sangat masuk akal bagi Riona karena kemampuannya melihat makhluk tak kasat mata turunan dari ibunya.

"Ayah minta maaf, Ona. Ayah salah dan ayah akan tebus segala kesalahan ayah."

Tepat saat itu lah Bara masuk, ia berdiri di belakang Raga dengan wajah datarnya.

"Bawa bokap lo pulang," ujar Riona hendak masuk namun ucapan Bara menghentikan langkahnya.

"Diam di tempat lo."

Riona memusatkan perhatiannya pada Bara, laki-laki itu terlihat semakin berbeda.

"Dia ayah lo," ujar Bara.

"Gue capek, Bar, gue mau istirahat," kata Riona.

"Lo sendiri yang bilang kalau dendam cuma hancurin hidup lo dan merugikan diri sendiri."

"Itu cuma kalimat penenang doang, nyatanya gue gak sebaik ucapan gue. Gue yakin lo ngerti."

Bara melirik Raga sekilas sebelum menarik laki-laki itu agar berdiri. "Lo gak capek hidup dengan hati yang gak baik-baik aja?"

SANG BARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang