SANG BARA | 24

1.4K 139 29
                                        

Sudah 60 menit berlalu, Bara di pusing kan dengan soal-soal matematika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah 60 menit berlalu, Bara di pusing kan dengan soal-soal matematika. Ulangan yang di laksanakan sangat ketat, bu Moza tidak membiarkan siapapun bergerak untuk saling mencontek.

"Ya Allah, apa ini cara hamba pulang ke pangkuanmu?" ucap Jeksa lirih, kepalanya sudah tergeletak di atas meja.

Baru satu soal yang terjawab, itu saja di jawab dengan asal-asalan. Jeksa melirik Prakash yang sama frustrasinya.

"Bakal jadi sejarah, seorang siswa SMA tewas karena soal ulangan matematika," ucap Prakash berkeringat.

Baron, Bilal? Jangan di tanya, mereka sama gilanya. Bahkan Baron sudah menyerah dan berniat mengumpulkan kertas jawaban yang ia jawab dengan seadanya.

Svarga lah yang paling tenang, ia menunduk fokus pada kertas ulangannya. Tulisan berangka sudah memenuhi lembar jawabannya.

Kadang Svarga melirik teman-temannya, iba, tentu saja tapi tidak bisa bergerak apalagi bu Moza menempatkannya di meja depan tepat si depan meja bu Moza.

"Waktu habis, silahkan di kumpul," ujar bu Moza membuat penghuni kelas makin frustrasi.

Svarga menjadi yang pertama mengumpulkan lembar jawabannya, kemudian ia kembali ke meja belakang menghampiri teman-temannya yang baru berdiri untuk mengumpulkan jawaban mereka.

"Tamat riwayat gue," ujar Bilal membuat Svarga tersenyum miring.

Bara tidak kembali ke belakang, ia langsung keluar kelas untuk menyegarkan otak.

"Anjing banget," ujar Prakash membuka kancing seragamnya dengan terburu-buru.

"Bu Moza kasih soal apaan coba? Perasaan yang kita pelajari gak ada yang begitu," sungut Baron.

"Jangan di bahas lah, kemusuhan gue sama bu Moza," kata Jeksa ikut kesal.

"Ke kantin, nih?" tanya Bilal.

"Cari Aldevaro," ujar Bara berjalan turun ke lantai bawah.

"Lo yakin, Bar?" tanya Jeksa.

Bara mengangguk. "Setelah gue perhatiin, cuma dia yang punya potensi untuk gantiin gue."

"Gue sih yes, kelihatan dari cara dia bergaul sama temen-temennya. Kadang, gue ngerasa lihat lo di dia, Bar," ujar Prakash membuat Bara menoleh.

"Tapi versi pendiamnya," sambung Prakash tercengir.

"Kelas mana dia, Jek?" tanya Bara.

"10 IPA 3," jawab Jeksa.

Bara memimpin perjalanan di temani Prakash, di susul Jeksa dan Bilal lalu Svarga dan Baron di belakang.

Koridor kelas 10 menjadi sedikit lebih heboh karena kedatangan para inti Revigsa, jarang sekali orang-orang itu datang ke kelas bawah. Biasanya hanya menginjakkan kaki ke lapangan dan sekitarnya saja, karena kelas 10 yang berada di pojok dan jaraknya cukup jauh dari lapangan.

SANG BARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang