SANG BARA | 23

1K 131 12
                                    

Masa berkabung Riona ikut di rasakan oleh teman-temannya, Bara yang tidak pernah meninggalkan Riona barang sedetikpun meski hanya memantaiy dalam jarak yang cukup jauh, Diora yang selalu menemani Riona karena gadis itu terlihat sangat terpuruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Masa berkabung Riona ikut di rasakan oleh teman-temannya, Bara yang tidak pernah meninggalkan Riona barang sedetikpun meski hanya memantaiy dalam jarak yang cukup jauh, Diora yang selalu menemani Riona karena gadis itu terlihat sangat terpuruk. Juga teman-teman Bara yang setia menemani di sisi Bara.

Setelah pemakaman, Riona di bawa ke rumah Diora. Dengan niat agar Riona tidak melakukan hal-hal aneh karena ia selalu bergumam ingin ikut ibunya, bahkan beberapa kali Diora memergoki Riona berbicara selayaknya berbicara dengan ibunya.

Diora takut melihat Riona berbicara sendiri, tapi ia lebih takut jika Riona tidak dalam jangkauannya.

Bara dan teman-temannya berada di WMI, mereka beristirahat di sana atas ajakan Svarga. Tumben Svarga? Itu karena ia merasakan aura tidak mengenakkan dari Bara, sesuai dengan pengamatannya, Bara sedang menuduh Papah tirinya yang mendatangi ibu Riona hari itu.

"Akhir-akhir ini kita gak tenang banget, ya," gumam Jeksa pelan. "Ada aja kejadian."

"Mungkin Tuhan mau ingatin kita untuk sadar dan gak lupa diri," celetuk Bilal. "Kematian dan celaka bisa datang kapan aja dan ke siapa aja."

"Kalau gue jadi Riona udah gila beneran," ujar Baron. "Hidupnya begini banget Ya Tuhan."

"Kira-kira Riona ketemu nyokapnya gak, ya?" tanya Prakash tiba-tiba. "Kan dia bisa lihat makhluk halus."

"Kalau dia lihat nyokapnya, pasti udah makin gila dia," ujar Jeksa.

"Dia gak gila," tegur Bilal. "Kalau kita memang temannya, kita bantu dia biar kuat, jangan sebut dia gila terus."

"Tau tuh," sahut Prakash.

"Gue balik deh," ujar Bara berdiri.

"Nginap di rumah?" tanya Svarga namun Bara menggeleng.

"Ya udah kita balik juga lah, besok sekolah," kata Jeksa ikut berdiri.

Mereka mulai meninggalkan WMI.

Bara menyusuri jalan sendirian, hingga sebuah mobil menghalangi jalannya. Bara tidak tahu, namun ketika ia turun dari motor dan melihat siapa pemilik mobil itu membuatnya emosi.

"Apa lagi mau lo?" sinis Bara.

"trying to kill you," ucap Jenggala tersenyum.

"Punya salah apa sih gue sama lo, hah? Masalah Reksa udah jelas kalau bukan gue pelakunya," ketus Bara.

"Reksa?" beo Jenggala. "Gue gak punya dendam apapun tentang Reksa ke lo."

Bara terdiam, jadi mengapa Jenggala selalu cari masalah dengannya selama ini?

Jenggala berjalan santai menghampiri Bara, namun ketika ia sampai, sebuah pukulan segera ia berikan hingga Bara terjatuh.

"Bangun, kita duel," kata Jenggala menendang kaki Bara.

SANG BARA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang