Be happy (≧∇≦)/

319 20 0
                                    

Cinta itu memang sulit untuk ditebak. Sehebat-hebatnya kita mempertahankan cinta kita, namun jika takdir tak berpihak, cinta itu tetap akan pergi jika ia menghendaki untuk berpisah... Hhhmm,, tapi ya sudahlah.. Aku merasa lebih baik saat aku berjalan maju dalam kehidupanku. Entah kenapa, semuanya jadi terasa ringan saat orang-orang disekitarku selalu menuntunku untuk tetap maju...

Dan hari-hariku pun ku lewati tanpa membuang air mataku dengan percuma. Karena, semenjak Digo dan Thea benar-benar meninggalkan kota ini, aku tak pernah sekalipun menangis hanya karena mereka. Mungkin, hati ini benar-benar tak memberi ruang mereka lagi untuk menyinggahinya. Hhmmm,, sepahit-pahitnya kehidupan, pasti akan tetap berjalan maju dan bukan sebaliknya. Karena yang bisa berjalan mundur, hanya undur-undur. Kasian ya undur-undur, nggak bisa move on. Dia selalu kejebak dalam masa lalunya.. Hahaha... Move on move on!!

Dan hari ini, entah bulan keberapa aku menyandang status sebagai mahasisiwi psikologi di salah satu universitas terbaik di kotaku. Ternyata, beranjak ke fase kedewasaan ini membuatku menjadi super duper sibuknya. Entah aku yang sok sibuk, atau emang keadaan yang membuatku sibuk... Sebab, tak hanya menyandang status sebagai mahasiswi yang berangkat pagi pulang sore, aku pun saat itu menjadi penyanyi cafe yang diharuskan setiap malamnya berada di depan microphone. Yap! Penyanyi cafe.. Sebenarnya sih itu salah satu impian kecilku. Aku ingin menghibur orang disaat aku masih bisa menghibur mereka. Dan kelebihan pada suaraku pun ku jadikan modalnya. Karena selain itu, aku tak bisa melakukan hal lain.. Sepertinya..

Hhmm,, dan setiap hari berada di cafe, aku tak sendiri kok,, karena aku selalu dibuntuti sama dua lelaki yang berada di belakangku. Yap! Ega dan Kribo. Kita bertiga tuh layaknya bajaj deh kayaknya. Yang punya tiga roda, kalau nggak ada satu yaa nggak bisa jalan. Kemana pun dan melakukan hal apapun, kita selalu bertiga. Tapi note ya!! Kecuali tidur plus mandi atau segala aktivitas di kamar mandi, kita nggak pernah barengan!! Ya kali barengan, emang aku perempuan apaan!!

Selalin jadi DJ, Ega yang memang mempunyai bakat musik itu kini ia menjadi partner kerjaku. Dia yang selalu mengiringi alunan laguku dengan permainan gitarnya yang keren. Tak terkecuali si Kribo, yang menyempurnakan musik itu dengan permainan keyboardnya. Hhmm, musikku adalah duniakku. Kribo dan Ega adalah penyempurnanya. Love banget deh sama hero-hero itu, meski sama Kribo sedikit terpaksa. Karena sumpah yaa!! Eneg banget sama rambutnyaaaaa.. Pernah aku ngejambak rambut yang udah kayak semak-semak itu,, tapi bukannya si Kribo marah, malah dia seneng karena rambutnya di pegang. Please deh Kribo, itu ngejambak bukannya megaaaang..

----

Andai engkau tahu

Betapa ku mencinta

Selalu menjadikanmu isi dalam doaku

Ku tahu tak mudah

Menjadi yang kau pinta

Ku pasrahkan hatiku

Takdirkan menjawabnya

Jika aku bukan jalanmu

Ku berhenti mengharapkanmu

Jika aku memang tercipta untukmu

Ku kan memilikimu

Jodoh pasti bertemuuu..

...........

Hhmm,, lagu romantis yang pasti terdengar merdu di telinga orang yang mendengarkannya. Dan suara merdu yang terdengar malam itu, bukanlah dari suara yang aku punya. Melainkan suara merdu Ega yang malam itu mampu menghipnotis pengunjung cafe yang ada. Ega, kenapa rasa ini tak pernah menyelipkan cinta padanya. Padahal, bagiku Ega adalah the best hero dari hero-hero di luar sana. Itulah cinta, benar-benar susah untuk dimengerti..

"Lo keren deh.." bisikku pada Ega setelah ia menyelesaikan lagunya. Ia pun tersenyum mendapatiku yang tengah mengaguminya.

"Heii,, lo gitu deh, Si. Dikit-dikit Ega lo puji. Dikit-dikit lo senyum sama Ega. Nah lo nggak pernah sekali pun muji gue. Padahal kan gue berperan penting disini!! Lo mah nggak adil..." sahut Kribo yang ternyata kali itu mendengar pujianku pada Ega. Mendengar itu, spontan aku tertawa mendapati wajah jeleknya.

"Hahaha,,, muka nggak usah di jelek-jelekin!! Muka lo emang udah jelek, Bo!! Haha.. Lo mau gue puji? Lo yakin?!" tanyaku sembari meledeknya. Haha,, meski sedikit memanyunkan bibirnya, ia pun dengan cepat menganggukan kepalanya memberi tanda jika ia sangat menginginkan pujian dariku.

"Ok,, kalo lo mau gue puji, lo haruuuss, lo harus potong rambut semak-semak lo itu!! Baru gue akan me-mu-ji lo. Bahkan gue akan peluk lo kalo lo potong rambut!!" jelasku padanya. Dan mendengar kata-kataku itu, aku melihat dengan jelas bagaimana ekspresi Kribo. Seperti merasa tertampar. Sebab, mungkin ia tak menyangka jika aku memberikan persyaratan yang pastinya berat untuk ia lakukan.

"Kribo!! Bengong lo!!" sentakku saat ia terdiam tak berbicara. Kenapa coba dia bengong? Aku nggak sungguhan kok. Lagian, mau ngasih pujian pakai syarat segala sih, enggak lah. Aku sering memujinya meski aku tak mengutarakannya secara langsung padanya. Hehe.. Seru-seruan aja. Tapi si Kribo menganggap jika kata-kataku sungguhan. Kribo kribooo...

"Udaaahh,, nggak usah lo pikirin kata-kata Sisi!! Dia bercanda!!" sahut Ega yang mencoba mengembalikan mood si Kribo. Melihat Ega memperlakukannya seperti itu, aku hanya menjulurkan lidahku di depannya memberi tanda jika aku senang melakukan itu..

Namun, saat aku meledeknya, tiba-tiba ia berdiri yang kemudian menghampiriku. Tak mengucap kata apapun saat ia berdiri tepat di sampingku, ia pun kemudian menjitak kepalaku dengan keras. Sontak aku yang merasa kesakitan pun menjerit.

"Aaawww..." teriakku. Melihatku seperti itu, Ega pun seketika menutup mulutku dengan tangan kanannya.

"Hheh, banyak orang. Teriak-teriak!! Nggak sopan!!" ucap Ega sedikit berbisik. Eh iya,, masih di panggung yaa. Banyak orang di depanku.. ✌Merasa jika aku tak bersalah, aku pun kemudian menunjuk-nunjuk Kribo memberi tanda jika semuanyaaa salah dia. Tapi, merasa jika ia tak bersalah, kali itu Kribo bergantian menjulurkan lidahnya ke arahku sembari ia kembali ke tempat duduknya. Kribo meledekkuuuuuuu... Kribboooo...

My Love. My Life [ Tuhan, kenapa harus aku!? ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang