Mamaa... (ಥ_ಥ)

433 20 3
                                    

Masih di hari yang sama. Dan malam itu lewat pukul 02.00 dini hari. Aku yang masih terjaga diantara hawa dingin dan sunyinya malam, merasakan jika tubuh ini kehilangan daya tegarnya. Sunyinya malam itu begitu terasa saat aku mendengar suara hewan malam yang senantiasa bernyanyi. Dan ruang kamarku yang gelap juga menambah suasana sepi dimalam itu. Entah rasa apa yang tengah menyelimuti hatiku kali itu. Aku merasa sedih, gelisah, dan rasa ingin menangis pun berkecamuk didalam hati. Rasa itu begitu terasa saat aku merasakan hangatnya tubuhku yang terbalut selimut. Dan kata-kata Ega sebelumnya adalah alasan kenapa aku merasakan kegelisahan itu. Ingatan ini terus terngiang akan kata-kata Ega yang sebenarnya membuatku sedih. Tertidur dan terdiam di pembaringan adalah suatu hal yang pastinya akan ku alami. Namun, itu semua membuat orang-orang di sekitarku merasa ada ketakutan yang aku sendiri tak akan pernah tahu bagaimana hebatnya rasa itu. Mereka begitu menyayangiku, tapi kasih sayang mereka tak akan pernah bisa merubah kematian. Hanya mukjizat Tuhan yang mampu merubah segalanya...

"Apapun yang terjadi nantinya, kalian akan tetap ada di hati Sisi.. Termasuukk, Digo dan Thea.. Ternyata hati ini nggak bisa bohong jika kalian masih singgah dihati aku..." ucapku dengan nada yang begitu lirih. Dan tanpa terasa air mataku mengalir. Aku pun membiarkannya mengalir tanpa harus mengusapnya. Aku ingin menikmati bagaimana hangatnya air mata itu saat mengalir dengan lembut. Aku tak memungkiri jika aku merindukan Digo dan Thea. Rasa rindu kali ini ternyata mampu mengalahkan kebencianku terhadap mereka. Dan mengingat itu, aku pun kemudian bangun dari tidurku. Perlahan aku membuka laci meja belajarku untuk mengambil sesuatu. Saat aku dapati sesuatu itu, aku pun kemudian duduk di kursi meja belajar sembari memandanginya. Sebuah foto kebersamaanku dengan Digo adalah sesuatu itu. Dengan masih meneteskan air mata, memoriku akan foto itu kembali ku ingat.

Aku merindukanmu yang dulu

Yang selalu mengasihiku dengan cintamu

Aku merindukanmu yang dulu

Yang selalu menghangatkanku dengan kasih sayangmu

Namun, kini tak lagi ada dan semua itu hanya semu disaat rindu ini menghampiriku...

Kali itu, seuntai kata yang mewakili perasaanku, ku tulis di atas foto yang tengah ku pandangi. Tulisan itu adalah ungkapan bagaimana rindunya aku pada sosok orang yang sampai detik ini masih setianya menyinggahi hatiku.

"Bukan sekedar kata maaf yang aku inginkan, melainkan pembuktian jika kamu benar-benar menyesal. Aku memang masih menyayangimu, Digo. Dan ingatan ini tak akan pernah mampu melupakanmu..." ucapku lirih sembari terus memandangi foto itu. Aku memang masih mencintainya, tapi disisi lain rasa cinta itu terbalut dengan kebencian yang mendalam. Pernah hati ini berniat untuk tetap menunggu cintanya, tapi sampai detik ini cinta yang aku tunggu tak pernah sekalipun menghampiriku.

"Digooo...." ucapku lirih memanggilnya. Namun di saat yang bersamaan, aku seperti mendengar sesuatu dari luar kamarku.

Kreekk.. Sreeekk.. Tek.. Tekk...

Mendengar suara aneh itu, aku pun segera mengusap air mataku dengan cepat. Dan seketika itu pun aku bergegas keluar kamar untuk mencari tahu dari mana sumber suara yang aku dengar. Sedikit merasa curiga dengan suara-suara aneh itu, aku pun membuka pintu kamarku dengan pelan. Namun saat aku mrlelangkah keluar, aku tak melihat sosok orang yang membuatku curiga. Dari sudut manapun, aku tak menemukan keberadaannya. Tapi suara-suara aneh itu masih ku dengar dengan jelas.

"Siapa sih??" gerutuku dalam hati. Merasa sedikit takut dengan suara yang ku dengar itu. Dan rasa takut itu membuat jantungku berdetak kencang. Suatu situasi yang sebenarnya membuat kondisiku buruk. Tapi, aku penasaraaaannn ...

Saat aku berjalan melewati kamar Mama, suara aneh itu semakin terdengar jelas di telingaku. Apa iya Mama belum tidur?? Mendengar itu, aku pun kemudian mendekati kamar Mama. Sempat aku memperjelas pendengaranku dengan menempelkan telingaku ke daun pintu kamar Mama. Dan ternyataa...

My Love. My Life [ Tuhan, kenapa harus aku!? ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang