## Freak !!

874 18 0
                                    

*Sore hari di rumahku..

Sore itu aku berdiam diri di rumah. Menunggu kekasih hati yang berjanji untuk ke rumah. Hehe.. Dan menonton televisi adalah caraku mengisi kekosongan.

Tok tok tok....

"Wooo,, akhirnya tambatan hati gue dateng juga!!" ucapku semangat saat mendengar ketukan pintu itu. Bergegas aku pun menuju pintu untuk membukakannya.

"Sore saayy....yang!!" ucapku dengan semangat sembari membuka pintu. Namun suaraku yang semangat itu kemudian menurun saat mengetahui jika yang datang bukanlah Digo.

"Yaelaah lo mah sayur! Kenape yang dateng lo sih?!" tanyaku kesal karena yang datang adalah Thea. Bukan bermaksud tak mengharapkan kehadirannya, tapi ya emang yang aku harapkan bukan dia. Haha.. Tak menjawab pertanyaanku dengan kata-kata, Thea pun menjawabnya dengan nyengir penuh kebahagiaan karena berhasil membuatku kesal.

"Ya terserah lo dah! Masuk gih!!" ucapku kemudian menyuruhnya untuk masuk. Dengan masih tak mengeluarkan satu kata pun, dengan rusuh ia pun masuk ke dalam rumah dengan menerobosku.

"Kebiasaan deh lo kalo masuk rumah gue!!" ucapku yang masih kesal.

"Hehe,, iyain aja deh sikap gue! Hoho.." jawab Thea seenaknya. Aku yang mendengar kata-katanya hanya mengerutkan dahiku memberi tanda jika aku antara mengerti dan tidak. :D

"Nyokap lo kemana, Si?!" tanya Thea.

"Lagi di dapur chatering. Kenapa?!" tanyaku balik. Yap! Udah hampir 15 tahun Mamaku menjalankan bisnis chateringnya seorang diri. Meski Mama punya karyawan sekitar 15 orang, tapi Mama selalu turun tangan sendiri dalam hal masak memasak itu. Bermaksud untuk mempertahankan rasa masakannya sendiri gettoo..

"Eh, gue ke sana ya!? Cari makanan gituu!! :D" jawab Thea semangat. Itu tuh kebiasaan dia juga kalo lagi ke rumah. Ngegrecokin Mama yang lagi kerja. Beruntungnya dia yang mengenal Mamaku. Mamaku bukanlah orang yang mudah marah, kesal, karena di grecokin saat kerja. Justru Mamakau senang karena sikap Thea seperti itu. Intinya sih Mamaku adalah orang yang baik. Menganggap Thea sebagai anaknya sendiri selayaknya dia mempunyai dua putri yang manja. Hhmm..

"Suka-suka lo!!" jawabku.

"Hhmm,, nggak deh!!" jawab Thea yang tiba-tiba mengurungkan niatnya. Aku pun mengangkat bahuku cepat memberi tanda jika aku tak mempedulikan kemauannya.

Tok tok tok... Tak berselang lama setelah itu, suara ketukan pintu pun kembali ku dengar. Dan kali ini aku yakin jika itu adalah Digo.

"Naahh,, pangeran gue nih dateng!!" ucapku sambil berjalan menuju pintu. Memasang wajah berseri setiap bertemu dengannya adalah kewajiban bagiku. Bukan bermaksud sok cantik dan kecentilan, tapi itulah aku yang berusaha untuk tetap menjaga keharmonisan hubunganku dengan Digo. Haha, udah kayak suami istri aje ye!!? Whatever!!

Aku pun membuka pintu rumahku dengan semangatnya, namun lagi-lagi aku tertipu dengan dugaanku sendiri. Bukan Digo pangeran hati aku yang datang, melainkan orang jasa pengantar barang yang datang.

"Selamat sore! Benar ini rumahnya mbak Sisi?!" tanyanya padaku. Raut wajah berseriku pun seketika hilang saat mendapati mas-mas berjaket *layaknya kegedean jaket sih, bertopi dan berkatamata minus itu.

"Iya, saya Sisi mas! Ada apa ya?" tanyaku sok nggak tahu. Padahal tahu kalau mas-mas itu karyawan jasa pengantar barang. Hahaha ndong ndong ye...

"Ada kiriman paket nih mbak! Tanda tangan di sini ya!" jawabnya sembari memberiku selembar kertas. Aku pun seketika menerima barang kiriman itu dan kemudian menandatangani bukti pengirimannya. Tapi saat aku enggan menandatangani, mataku melihat keanehan tulisan yang ada di kertas itu.

MAKASI YA SAYANG UDAH DI TERIMA BARANGNYA!!

Selesai membaca, seketika itu wajahku yang tadinya tertunduk membaca dengan cepat ku melihat wajah mas-mas yang lebih tinggi dariku itu. Bermaksud untuk mencari tahu apa maksudnya, tapi ia telah menampakan senyumnya padaku dengan girangnya.

"Digooooooo!!!" teriakku kencanng. Teriakan itu teriakan kekesalanku padanya. Bagaimana tidak, dia telah mengerjaiku dengan berpura-pura menjadi karyawan. Bodohnya aku yang tak melihat keanehan itu. Tapi tidak dengan senyumannya. Aku tahu betul itu adalah senyuman Digo.

"Aduh duh duh! Sakit!" teriak Digo saat ia merasakan kesakitan karena aku mencubitnya. :D

"Bisa yaa bikin aku nggak ngenalin kamu!? Hhmm.." ucapku kemudian. Digo pun hanya tersenyum memperlihatkan jika ia senang melakukan itu.

"Nggak pengen ngebuka paketan yang udah di kirim mas-mas ganteng barusan nih!?" tanya Digo menggodaku.

"Sini!!" jawabku sembari menyahut paketan itu. Sreeekk sreeekk sstteeeekk steek sreekk...Dengan semangat dan antusias yang tinggi, aku pun membuka paketan itu. Berharap jika di dalamnya bisa mengejutkanku dengan hebat.

"Lhoh kok!?" ucapku bingung yang mendapati isi bingkusan itu tak seperti yang aku harapkan. Lagi-lagi Digo tersenyum mendapatiku seperti itu. Dari jauh, Thea yang tak tahu apa-apa hanya memandangku kebingungan.

"Apaan sih isinya?!" sahut Thea bertanya padaku dari jauh.

"Kan katanya kamu belum pernah ke Jogja, ya udah aku beliin itu aja biar tahu salah satu daerah Jogja ada apanya!" jawab Digo dengan nada biasa-biasa saja. Tapi akunya nggak biasaaa.. T.T

"Sisi, apaan sih?!" tanya Thea lagi dengan nada penasaran. Tanpa menjawab, aku pun perlahan mengeluarkan isi paketan itu dan menunjukkan pada Thea. Raut wajahku pun aneh, memperlihatkan ekspresi antara bingung, senang, terkejut, ekspresi harapan kosong, dan entahlah campur aduk.

"Huaakakakakakakaka!!" Thea pun tertawa sejadinya saat tahu apa isi paketan itu. Dan aku, sudah menduga jika itu akan terjadi. Menertawaiku sesuka hatinya tanpa takut jika aku marah. Haaiissshh!!

"Kenapa sih?! Nggak suka ya!?" tanya Digo padaku.

"Hhm, suka kok sukaa! Suka banget malah!" jawabku dengan nada tebal.

"Digo, please deh! Nggak tahu banget yah kalo aku rada-rada nggak suka!?" gerutuku dalam hati yang berusaha menutupi kekecewaanku.

"Eh, Si, Sii...!" ucap Thea sembari berjalan ke arahku. Saat aku menoleh ke arahnya, tiba-tiba CEKRRIIIKKK...

"Yeiy! Numpang-numpang nih ya! Gue post trus captionnya 'cinderela dengan sendal bakiaknya!' Woooo,, gue jamin bakal banyak yang ngelike nih, Si! Haha.." dengan teramat girangnya, Thea melakukan itu. Hhuuwaaa,, pelecehan >,<

"Lucu ya lo. Lucu banget malah!!" ucapku yang terus di buat kesal. Ok, aku tahu bakiak itu tradisional banget. Tapi apa iya aku harus pakek juga. Klotak klotak klotak.. Nggak sekalian aja bunyinya tuh, Tak tik tuk tik tak tik tuk suara sepatu kuda. Omg hellooo,, reputassiii...

"Btw, lo nggak bawain oleh-oleh buat gue nih!?" tanya Thea dengan tiba-tiba pada Digo. Mendengar pertanyaan Thea, kemudian Digo merogoh kantong celananya untuk mencari sesuatu.

"Eh iya ada, nih buat lo!!" jawab Digo sembari menyodorkan oleh-olehnya pada Thea. Pandanganku pun tak lepas dari barang yang di berikan Digo pada Thea.

"Jiaaah hahaha!!" tak mau kalah dengan suara tawa Thea, aku pun akhirnya tertawa lepas.

"Gue ngucapin makasinya pakek banget lho ini!!" ucap Thea yang merasa jika ia merasakan hal yang sama sepertiku. Digo pun lagi dan lagi hanya tersenyum. Sengklek kali yah abis dari Jogja pacar aku itu!?

"Theaa!!" teriakku, daaann CEKRIIKK, aku pun melakukan hal yang sama sepertinya. Memotretnya saat memperlihatkan gantungan kunci dari kayu yang bertuliskan borobudur itu padaku.

"Nona blonde dengan jimat kayunya! Keren nggak tuh captionnya?! Woo, upload dah!!" dengan berbicara sendiri, dan tanpa mempedulikan Thea kesal, aku pun melakukan itu dengan girangnya. Haha..

Hari itu berasa hari aneh bin menyenangkan deh. Ketawa bareng, merasa aneh bareng sama Thea karena di buat Digo. But, terima kasih Digoo.. :*

My Love. My Life [ Tuhan, kenapa harus aku!? ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang