Darren membuka berkas yang tadi ia ambil dari ruangan Pak Wahyu, kasus yang melibatkan Pak Arga, ralat, anak Pak Arga. Darren membaca kasusnya. Rupanya kasus tentang korupsi perusahaan. Anak Pak Arga adalah akuntan perusahaan tersebut, wajar jika dijadikan sebagai saksi. Darren belum dapat kabar, kasus ini akan dibawa ke kejaksaan atau tidak. Tapi sejauh ini calon client nya itu masih berstatus sebagai saksi. Sepertinya Darren harus menemui anak Pak Arga segera.
"Jeff, gue mau beli kopi, ngikut?" Tawar Arya tiba-tiba. Kepalanya menyembul dari balik pintu. Pintu ruangan Darren terbuka lebih lebar dan dilihatnya Bani yang ada di belakang Arya.
"Udah gak usah kerja mulu, ayo ngopi sambil sebat" kata Bani.
Darren jadi menutup berkas yang dibacanya. Lalu berdiri dan menghampiri mereka. Mereka bertiga berjalan ke sebrang kantor, ada cafe yang kopinya enak. Tiap jam makan siang begini pasti rame sama anak-anak kantor yang lagi istirahat.
"Gue mau latte" kata Bani
"Gue Ice Americano" kata Darren.
"Mbak, Latte 2, Ice Americano 1" kata Arya memesan minuman.
Pekerja caffe segera mencatat pesanan Arya.
"Pake kartu gue aja" sahut Bani.
"Tumben banget lo" sahut Arya
"Ya kali-kali" kata Bani. Darren setelah memilih pesanannya sudah langsung pergi mencari tempat duduk. Darren sudah pasti memilih tempat di smoke area karena tujuan Bani adalah ngerokok.
Arya dan Bani menghampiri Darren yang sudah duduk dengan sebelah kaki dinaikan keatas pahanya. Rupanya Darren duluan yang sudah menyulutkan api di rokok.
"Lo yakin mau ambil kasus anak Pak Arga?" Tanya Arya.
Darren menghisap rokoknya lalu membuang asapnya santai. Bani segera mengikuti kegiatan Darren. Lalu duduk tepat disebelah Darren.
"Pinjem korek dong" kata Arya.
"Ini korek terakhir gue ya nyet" kata Bani.
"Elah emang bakal gue bawa apa, sebat disini doang" kata Arya.
"Terakhir kali lo pinjem korek gue gak balik lagi sat" kata Bani.
"Anjing bahas korek, gue beliin lo selusin. Gue lagi nanya si Jeff dulu dia belom jawab" kata Arya.
Satu batang rokok milik Darren sudah habis. Tidak lama pesanan mereka datang.
"Ya kalo pak wahyu mau gue tanganin kasus itu ya gue ambil" kata Darren.
Arya menyesap latte miliknya pelan-pelan, lalu mengisap rokoknya. Beberapa detik, baru ia keluarkan asap rokok dari tubuhnya melalui mulut.
"Tumben banget, biasanya juga lo tolak"
"Kasusnya gak gede, yaa, jadi gue pikir gak ribet lah, lagian masih jadi saksi juga anak pak arga" kata Darren.
"Kalo itu kasus jadi gede lo mau apa nyet?" Tanya Bani. Dari tadi laki-laki ini hanya menyesap rokoknya tanpa henti. Setelah habis satu batang, baru ia menyesap lattenya.
"Ya tinggal cari tau gimana kebenarannya kan" jawab Darren.
"Anjing bener sih, tapi gue denger itu dari mulut lo kayak tanpa beban anjing" kata Bani.
"Kasus apa sih isinya?" Tanya Arya.
"Korupsi Perusahaan, dia akuntannya"
"Kemungkinan jadi tersangka bisa aja sih" sahut Bani.
"Tapi gila ya, Anak pensiunan Hakim, kena kasus korupsi. Bokapnya jadi orang yang ngasih vonis, anaknya yang di vonis. Sebuah cerita ironi" tambah Bani.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth in Life (ON GOING)
RomanceDarren Jeff Alaric, seorang pengacara muda berbakat yang tampan dan playboy. Orang bilang, Darren punya pesona tersendiri dimata para perempuan cantik. Elmeira Zalika Adine, seorang akuntan berbakat yang galak tapi gampang nangis. Orang bilang, si...