Darren memasuki play room. Sudah ada Raka yang sedang asik bermain balap mobil. Gavin sudah jarang datang ke play room semenjak jadi bucin atau budak cinta. Laki-laki itu lebih sering menghabiskan waktu dirumah baru. Darren tidak mau membayangkan kegiatan Gavin dan Devira. Sudah jangan menambah beban pikiran, yang penting mereka bahagia karena tidak perlu ada kontrak kerja diantara mereka.
"Tumben lo gak ngajak gue" kata Darren. Kakinya melangkah menuju lemari es. Mengambil sebotol bir.
Raka tidak terusik sama sekali, ia masih fokus pada game yang sedang ia mainkan. 15 menit berlalu akhirnya Raka keluar dari kemudi dan berjalan menuju Darren yang duduk disofa.
Raka lalu menyalakan televisi, ia tidak tahu mau menonton apa. Tangannya bergerak memijit tombol diremote secara asal. Darren yang melihat sampai geram karena matanya sedikit pusing akan perpindahan cahaya yang terpantul dari televisi.
"Lo masih aja pms anjing!" Seru Darren.
"Main. Nanti gue maafin" kata Raka. Kini Raka memilih untuk bermain PES saja. Lihat? Kok bisa Darren punya sahabat seperti Raka? Memangnya Darren sudah melakukan kesalahan apa? Sampai harus menerima maaf. Ck.
Darren berdecak kesal.
"Najis! Kayak cewek!" kata Darren. Tapi tangannya mengambil stick game. Raka memplay game. Hampir 2 jam mereka bermain dan permainan dimenangkan oleh Darren dengan Poin 5-2
"Gue menang!" Seru Darren tangannya refleks melempar stick game kearah depan.
"Nih! lo butuh yang ginian" kata Darren menyodorkan bir yang masih tersisa setengahnya.
"Gue emang gak pantes buat Bella" kata Raka tiba-tiba.
Darren sudah bisa menebak. Hampir tiga hari laki-laki ini uring-uringan dan orang yang bikin uring-uringan adalah orang yang sama dari 8 tahun yang lalu. Darren terheran-heran. Raka kepalang setia apa kepalang goblok sampai tidak bisa move on. Laki-laki itu tidak berusaha mencari perempuan lain, apalagi punya hubungan spesial. Tolol. Hanya kata itu yang selalu terpikir dalam otak Darren jika menyangkut Raka.
"Kenapa lagi? Lo udah tau kan Bella-Gavin gak ada apa-apa selama ini" kata Darren.
"Tapi gue selalu gak berani buat deketin dia lebih dari temen" kata Raka.
"Payah!" Sentak Darren.
"Anjing! kaya lo berani! elmira sampe pergi gara-gara lo gak kasih kejelasan goblok" sewot Raka.
"Gue kurang jelas apa, gue nemuin dia tiap kali dia ngajak ketemu, gue anterin dia kalo gue sempet. Gue makan malam sama dia, gue jalan sama dia, kurang jelasnya dimana anjing!" Sahut Darren.
Raka berdiri tidak menanggapi ucapan Darren. Raka menghampiri lemari es. Mengambil beberapa botol bir dan air mineral dingin. Kemudian ia kembali ke meja dan sofa. Menyimpan apa yang ia bawa diatas meja.
Raka membuka bir dan Darren meraih satu bir lagi. Mereka hanya hening. Menikmati sekaleng bir masing-masing.
Lalu Darren beranjak, sepertinya mereka butuh alkohol yang lebih strong sekarang. Darren menuju brangkas minuman koleksi mereka, ada Tequila milik Gavin. Laki-laki itu sepertinya tidak akan marah kalo minumannya ia buka. Lalu Darren mengambil gelas dan mengambil 2 buah lemon yang ia iris-iris dulu. Kembali menghampiri Raka yang sedang asik menyesap rokok dan bir.
Okay, sudah perfect. Darren pikir mereka akan teler diakhir minggu. Hitung-hitung menemani Raka yang sedang kacau. Omong-omong soal alkohol, Sama halnya dengan Gavin, toleransi alkohol Darren sama tingginya asalkan minumnya perlahan. Sementara Raka, ia adalah orang yang kurang bisa minum alkohol makanya laki-laki itu butuh lemon untuk menetralisir. Darren begitu tahu temannya seperti apa, itulah mengapa ia menyiapkan irisan lemon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth in Life (ON GOING)
Любовные романыDarren Jeff Alaric, seorang pengacara muda berbakat yang tampan dan playboy. Orang bilang, Darren punya pesona tersendiri dimata para perempuan cantik. Elmeira Zalika Adine, seorang akuntan berbakat yang galak tapi gampang nangis. Orang bilang, si...