Surat Putusan sudah didapat Darren pagi ini setelah 3 hari putusan sidang ditetapkan, ia harus segera ke rumah Adine untuk memberikan surat itu. Adine sendiri sudah bebas dan kembali kerumahnya. Tidak ada lagi hal yang menyita waktu, pikiran dan tenaga Adine untuk menghadapi kasusnya karena sudah berakhir.
Darren menghela nafas beberapa kali. Surat Putusan itu sudah ia tatap selama kurang lebih satu jam lamanya. Bukannya segera beranjak untuk ke rumah Adine, Darren justru ragu, bukan ragu padahal ia bisa membayangkan betapa bahagianya Adine dan Pak Arga tapi Darren terlalu pengecut untuk bertemu Adine hari ini karena tahu ini akan terakhir kalinya. Kalau surat ini disampaikan sekarang, tidak ada alasan lagi bagi Darren untuk bisa bertemu Adine kan? artinya semua benar-benar berakhir kan? Tapi Darren tidak mau hal itu terjadi. Itulah mengapa, Darren hanya menatap surat itu lama.
"Lo bengong mulu" ucap Bani yang kepalanya muncul di balik pintu
"Lama-lama setan disini jadi suka sama lo" lanjut Bani sambil melangkah masuk ke ruangan Darren.
"Gue bingung"
"Kenapa?" Bani duduk tepat didepan Darren
"Kalo gue kasih ini, hubungan kita end" kata Darren
"Apa urusannya sama hubungan kita, kita baik-baik aja bro" kata Bani
"Bukan Lo sama gue, Bani" kata Darren kesal.
Bani tertawa, begitu terlihat frustasi wajah Darren. "Jadi yang lo maksud kita siapa?" masih sambil tertawa.
"ada lah cewe" kata Darren
"Lo gak mau nyerita nih?" tanya Bani
"Simpelnya, gue suka sama dia tapi dia gak suka sama gue" kata Darren
"Cinta memang rumit" ungkap Bani. Darren setuju 1000% kalau cinta rumit sekali. Bani tidak lagi bertanya-tanya karena ia bisa merasakan bahwa Darren enggan untuk bercerita jadi untuk sekarang Bani tidak ingin memaksa.
"Saran gue mending lo samperin, siapa tahu keadaan berubah, kita gak tahu masa depan bakalan gimana" Kata Bani.
Darren diam, merenungkan kata-kata Bani. Darren paham betul, hanya saja ini tentang menerima. Hatinya masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Adine tidak ingin ada di masa depannya.
Melihat reaksi Darren yang diam, Bani segera berdiri dari duduknya. Bani ingin memberikan ruang untuk Darren berpikir.
"Lo harus ugal-ugalan kalo soal cewek, karena kalo cewek yang lo suka diembat orang, lo nyesel sampe pengen mati" kata Bani lalu pergi dari ruangan Darren. Darren tahu bagaimana sakit hati nya Bani waktu ditinggal mantan pacarnya nikah waktu itu, seterpuruk dan semenyakitkan apa, Darren tidak merasakan tapi Darren tahu kesulitannya.
Darren beranjak dari duduknya, Bani benar, kita tidak tahu keadaan akan berubah seperti apa. Namun yang pasti, Darren harus menghadapinya bukan malah menghindar. Darren berangkat ke rumah Adine dengan perasaan campur aduk. Gelisah tak karuan.
***
Sudah hampir 10 menit Darren diam didalam mobil tanpa berniat keluar sedikitpun. Perasaan tadi tekadnya sudah kuat, kenapa sekarang jadi melempem seperti kue basah. Rumah Pak Arga juga terlihat sepi, apa mereka tidak ada di rumah?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth in Life (ON GOING)
RomanceDarren Jeff Alaric, seorang pengacara muda berbakat yang tampan dan playboy. Orang bilang, Darren punya pesona tersendiri dimata para perempuan cantik. Elmeira Zalika Adine, seorang akuntan berbakat yang galak tapi gampang nangis. Orang bilang, si...