7 "Hari Pemanggilan"

140 9 0
                                    

Darren mendatangi kantor Gavin. Raka sudah sangat kesepian sepertinya sendirian dikantor karena Gavin masih belum masuk kerja akibat kecelakaan. 

Darren jadi teringat Devira.Saat Darren ngobrol dengan Devira, Darren bisa merasakan perempuan itu begitu polos dan penuh dengan vibes yang positif. Saat Darren mengetahui dan yakin Gavin sudah jatuh ke Devira. Darren jadi gak sampai hati untuk bersaing dengan sahabatnya.

Tapi satu hal yang belum bisa Darren hentikan. Yaitu, menggoda Devira didepan Gavin. Ekspresi membunuh Gavin begitu menyenangkan bagi Darren. Jadilah Darren sangat suka melihat sahabat-sahabatnya ini kesal terhadapnya apalagi melihat ekspresi mereka. Seperti hiburan tersendiri. Ngomong-ngomong soal Gavin dan Devira. Sudah lama juga ia tidak melihat mereka.

Tangan kanan Darren menekan tombol lift sementara tangan kirinya memegang kopi. Saat pintu lift hamoir tertutup sebuah tangan menghentikan kinerja lift. Pintu lift terbuka kembali. Ternyata Bella.

"Hei" sapa Bella

"Hai" sapa Darren

"Lo dicariin Raka dari kemarin" kata Bella.

"Orang itu kangen banget sama gue kayak nya"

Bella tertawa. "Pasangan homonya pergi sih" celetuk Bella.

"Gila!" Sahut Darren berteriak. Kaget lebih tepatnya dianggap pasangan homo sama Raka. Ogah banget!

Pintu lift terbuka. Mereka berdua keluar dari lift dan berpisah. Darren menuju arah Kanan sementara Bella kearah Kiri. Bella masih saja tertawa.

"Lo ambil aja dah, dari pada gue dikira homo" sahut Darren.

Bella menolehkan badan kearah Darren lalu berkata tanpa suara "Uuuh homooo" sambil tertawa.

Untung Bella. Bayangkan kalo yang bilang pasangan homo adalah orang yang tidak Darren kenal. Ini lebih horor dari pada film Pengabdi Setan.  Lagian baru kali ini Darren melihat sisi Bella yang jahil. Apa mungkin perempuan itu memang seperti itu? Hanya, Darren tidak pernah sadar?

Darren duduk ditempat kerjanya di ruangan yang sama dengan ruangan Raka. Laki-laki itu belum datang sepertinya. Mejanya masih bersih. Biasanya Raka akan meninggalkan asap bekas rokok jika ia sudah datang.

"Tumben lo udah disini"

Aktivitas menikmati kopi dipagi harinya Darren terhenti karena suara Raka sudah begitu sinis terdengar ditelinga. Panasnya kopi sudah sama dengan panasnya suasana hati Raka.

"Lo belum dapet jatah apa gimana sih, marah-marah mulu" timpal Darren

"Bacot! Lo gue tanya kemaren ya anjing!"

"Gue udah jawab ya monyet!"

"Ya gue tanya siapa lo gak jawab!"

"Anjing lo jauh-jauh dari gue sono! Kenapa lo anjing? si Bella?"

Raka langsung terdiam.

"Malah diem si goblok"

"Gak seru lo monyet" kata Raka

"Anjing lo gak jelas! Kayak anak perawan tau gak lo!"

"Tim lo lelet anjing! Gue udah dikejar deadline"

The Truth in Life (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang